Kapolres Jeneponto, Ajun Komisaris Besar Pol. Togar Sitomorang yang ditemui Tempo di Makassar, Sabtu (25/8), menjelaskan, kerusuhan dipicu oleh seorang pria bernama Pudding, yang mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dan dengan suara yang sangat mengganggu warga, pada Jumat (24/8) sekitar pukul 23.00. Lantaran terganggu sebagian warga desa menegur Pudding. Tetapi teguran tidak digubris dan Pudding yang mabuk karena terlalu banyak menenggak tuak malah menantang. Tentu saja warga marah karena sikap Pudding. “Warga kemudian mengeroyok dan Pudding terdesak,” kata Kapolres. Pudding akhirnya tewas terkena sabetan senjata tajam.
Keluarga Pudding, tak dapat merima tindakan warga. Mereka berkumpul dan berencana membalas. Tetapi sebagian besar warga yang melakukan pengeroyokan sudah melarikan diri. Kemarahan keluarga Pudding kemudian dilampiaskan dengan membakar sebuah rumah, dan merusak sedikitnya tiga rumah lainnya. Tindakan pembalasan itu, menurut Kapolres sudah berusaha dicegah dengan mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Mereka diminta bantuannya untuk membantu melebarnya pertikaian itu.
Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol. Firman Gani mengatakan sudah menerima laporan tersebut langsung dari Kapolres Jeneponto. Untuk sementara dipastikan sumber kerusuhan adalah persoalan minuman keras. Ia berharap aparatnya bisa menangani kasus-kasus minuman keras yang sudah beberapa kali menjadi pemicu keributan. Ia menganggap tidak perlu menambah jumlah tenaga pengamanan karena aparat setempat dinilai masih bisa menangani. (Syarief Amir)