Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

“Bob Dole Ambil Peran Pada Kejatuhan Saya”

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Di kota Baltimore, Amerika Serikat, Presiden Indonesia keempat, KH Abdurrahman Wahid memberikan kesempatan wawancara kepada Aboeprijadi Santoso dari Radio Nederland Wereldomroep. Wawancara tersebut diturunkan dalam siaran edisi bahasa Indonesia pada Rabu (1/8) pukul 15.00 GMT atau Rabu pukul 22.00 waktu Jakarta.

Dalam sesi wawancara itu, Abdurrahman Wahid mengatakan bahwa Paman Sam ikut berperan menjatuhkannya dari jabatan presiden. Amerika di bawah Presiden George W. Bush, kata Wahid, memang lain dengan Amerika di bawah Bill Clinton. Jika Partai Demokrat dan Clinton lebih mementingkan tegaknya nilai-nilai demokrasi, hak-hak asasi manusia dan militer yang tidak berperan dalam politik, maka di bawah Bush Amerika tampaknya lebih menghendaki Jakarta yang perekonomiannya lancar dan kepentingan ekonomi Amerika yang terjamin.

Harus diakui, selama menjabat sebagai presiden, Gus Dur tidak terlalu memprioritaskan masalah perekonomian. Karena itu, Amerika tidak keberatan kalau Gus Dur keluar dari Istana, dan Megawati tampil menggantikannya.

Tetapi benarkah Amerika begitu menentukan kejatuhan PresidenAbdurrahman? Tidak adakah faktor-faktor dalam negeri lainnya? Berikut petikan wawancara dengan Radio Belanda di atas sebagaimana aslinya.

Gus Dur, kita jumpa lagi di Baltimore kali ini, tidak sempat di Istana soalnya.

Ya, ya.

Keadaan sehat-sehat?

Baik-baik saja.

Jadi apa yang baru yang ditemukan oleh para dokter di Baltimore ini?

Ya, mereka mendapati bahwa apa yang disarankan dari dokter-dokter kita seminggu sebelum saya barangkat itu, mereka ribut (saya) harus ke sini. Kenapa? Karena keadaan saya ini naik-turun terus. Mereka takut kalau saya stroke kembali. Karena itu saya harus kemari. Saya kemari. Kata dokter, setelah diperiksa selengkapnya bahwa masalah naik turunnya itu hanyalah karena ada obat yang harus diganti. Jadi itu saja.

Tapi kekhawatiran stroke ketiga apakah riil itu?

Nggak ada. Memang ya tadinya. Mereka takut itu. Karena itu bisa saja menjadi stroke kalau tidak hati-hati.

Anda tampaknya masih fit, juga dalam arti mengikuti perkembangan politik di tanah air ya?

Oh ya

Kalau kita lihat ke belakang, pelajaran apa yang sebenarnya dapat Anda tarik?

Kalau pergantian saya sih, itu ya menunjukkan betapa rendahnya nilai para politisi kita, tokoh-tokoh partai-partai kita itu. Mereka kerja sama dengan kekuatan-kekuatan anti-demokrasi. Itulah yang tidak saya duga sama sekali.

Anda tidak menduga?

Nggak, memang nggak menduga, karena ya, orang serendah itu kan nggak mungkin toh.

Pada zamannya Soeharto, Gus Dur, kita sering ngobrol dan Salim Said misalnya mengatakan kalau ada dua politisi paling lihai di Indonesia itu adalah Soeharto dan Gus Dur, Anda. Bagaimana Anda menghadapi riil politik tanggal 22/23 Juli itu. Perhitungan Anda apa?

Yaitu tadi. Saya memperhitungkan bahwa kekuatan partai-partai tidak akan serendah itu. Jadi under-estimate (menganggap ringan, Red.) saya. Ya, itu akibatnya ya begini ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Partai-partai saja atau juga kalangan lain, kalangan tentara atau kalangan yang lain pula?

Ya, tentara itulah yang anti-demokrasi. Yang lain mungkin para pengusaha, sebagian daripada para pengusaha itu kan orang-orang yang mendapatkan, katakanlah, kemudahan-kemudahan dan pertolongan di zaman Soeharto, sehingga mereka bisa menjadi konglomerat.

Anda seolah-olah mengatakan ada elemen-elemen pengkhianat di tengah jalan?

Jelas dong ...

Jelas ya?

Jelas.

Indikasi dan identifikasinya bagaimana? Siapa?

Saya tidak akan berbicara mengenai siapa-siapa. Indikasi cukup kuat.

Momen-momennya? Pada tanggal-tanggal itu?

Ya, momen saja ada orang yang membuat supaya militer itu ikut dalam pemerintahan. Maka direkrut Bob Dole sebagai lobyist di Amerika. Dan bekas senator Bob Dole ini orang republiken yang, ya katakanlah punya pengaruh cukup besar pada George Bush.

Tapi dari sudut kepentingan Amerika, apakah menurut Anda, ada peran atau lobi dari pihak Amerika pada hari-hari menjelang Anda diminta turun?

Saya nggak tahu. Terus terang saja, bagi saya ya belum bisa melakukan rekonstruksi hal-hal kemarin yang terjadi. Hanya saja pada waktu itu ada laporan-laporan kepada saya bahwa ada enam buah kapal selam Amerika sedang berada di perairan Indonesia.

Tadi malam Paul Wolfowitz orang kedua di Departemen Pertahanan mengatakan kepada saya adalah jangan sampai berhadapan dengan Megawati Sukarnoputri selaku Presiden. Ya, saya bilang itu tergantung, kalau Megawati bertindak demokratis, ya tentu satu jalandengan saya. Tapi kalau berhadapan, yaitu melakukan hal-hal yang tidak demokratis, ya dengan sendirinya berbeda. Tapi saya berjanji tidak akan menyerang dia, menyebut nama.

Jadi Paul Wolfowitz sebenarnya mengkhawatirkan Anda atau partai Anda menjadi oposisi konfrontasi dengan Presiden Megawati?

Ya, mungkin juga.

Apa dasarnya kekhawatiran ini?

Ya itu tadi, supaya ada kelangsungan hidup daripada Megawati. Karena mereka melihat bahwa Megawati ini adalah orang yang mengadakan proses demokratisasi secara bertahap. *****

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. dok. TEMPO
Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.


Nusron Wahid Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Apa Hubungan dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur?

8 November 2023

Nusron Wahid saat menghadiri pengumuman kepengurusan baru Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, 22 Januari 2018. Nusron Wahid menjabat sebagai Korbid Pemenangan Pemilu Jawa Kalimantan di Partai Golkar. TEMPO/Subekti.
Nusron Wahid Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Apa Hubungan dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur?

Politisi Golkar Nusron Wahid menjadi Sekretaris TKN Prabowo-Gibran. Adakah hubungan kekerabatan dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur?


Jokowi Siapkan Rp 39,47 Triliun untuk Belanja Pertahanan, Ini Jejak Anggaran Alutsista Sejak Era Sukarno

6 Oktober 2023

Enam pesawat tempur F-16 Fighting Falcon TNI AU melakukan flypass dalam gladi bersih Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, Selasa 3 Oktober 2023. Gladi bersih yang diikuti 4.630 personel dan 130 alutsista dari tiga matra TNI tersebut digelar untuk persiapan HUT TNI pada Kamis (5/10). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Jokowi Siapkan Rp 39,47 Triliun untuk Belanja Pertahanan, Ini Jejak Anggaran Alutsista Sejak Era Sukarno

Presiden Joko Widodo atau Jokowi anggarkan Rp 39,47 triliun untuk modernisasi alat utama sistem pertahanan. Ini jejak anggaran Alutsista sejak era Suk


Pemilu 2024: Konflik Internal PKB, Cak Imin Vs Keluarga Gus Dur

3 Juni 2023

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar memberikan sambutan saat acara catatan akhir tahun 2011 dan Haul Gus Dur ke-2 di Jakarta, Kamis (29/12). ANTARA/Prasetyo Utomo
Pemilu 2024: Konflik Internal PKB, Cak Imin Vs Keluarga Gus Dur

PKB mendapat nomor urut 1 dalam Pemilu 2024 nanti. Partai ini mengalami polemik berkepanjangan, antara Cak Imin dan keluarga Gus Dur.


Hadapi Pilpres 2024, Alissa Wahid Ajak Waspadai Sentimen Sektarian

11 Mei 2023

Alissa Wahid. Dok.TEMPO
Hadapi Pilpres 2024, Alissa Wahid Ajak Waspadai Sentimen Sektarian

Alissa Wahid meminta untuk mewaspadai sentimen sektarian pada Pilpres 2024. Dia juga meminta para capres untuk tak mengejar kepentingan politik semata


Mengisi Ramadan dengan Mendalami Pemikiran dan Keteladanan Gus Dur

3 April 2023

Suasana kegiatan hari kedua Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG) yang diadakan jaringan Gusdurian Muda Kota Malang di aula Wihara Dharma Mitra Arama pada Minggu sore, 2 April 2023. TEMPO/Abdi Purmono
Mengisi Ramadan dengan Mendalami Pemikiran dan Keteladanan Gus Dur

Ketua Pelaksana KPG Yajid Fauzi mengatakan, kegiatan KPG merupakan kegiatan kaderisasi yang bertujuan untuk menyebarluaskan khazanah pemikiran Gus DUr


Selama Ramadan, Makam Gus Dur Dibanjiri Peziarah

30 Maret 2023

Peziarah di lokasi makam Gus Dur, di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Saat Ramadhan 2023, peziarah tetap memadati lokasi makam Gus Dur, berharap berkah di bulan suci ini. ANTARA/ dokumen
Selama Ramadan, Makam Gus Dur Dibanjiri Peziarah

Ratusan warga berziarah ke makam Presiden keempat, K.H. Abdurrahman Wahid atau dikenal Gus Dur di area makam Pondok Pesantren Tebuireng


Perayaan Imlek 2023, PKB Kenang Jasa Gus Dur Hapus Diskriminasi di Indonesia

21 Januari 2023

ilustrasi imlek (pixabay.com)
Perayaan Imlek 2023, PKB Kenang Jasa Gus Dur Hapus Diskriminasi di Indonesia

PKB menyebut perayaan Imlek tak lepas dari jasa mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Dia mencabut Inpres yang pernah dibuat Soeharto.


William Liddle tentang Gus Dur: Pemuda Nyeleneh dengan Pikiran Tajam

30 Desember 2022

Gus Dur. Foto/Youtube.com
William Liddle tentang Gus Dur: Pemuda Nyeleneh dengan Pikiran Tajam

Hari ini, 16 tahun lalu KH Abdurrahman Wahid berpulang. William Liddle dalam bukunya sebut Gus Dur sebagai pemuda nyeleneh dengan pikiran tajam.


Haul ke-13 Gus Dur, Profil Sang Penakluk dari Guru Madrasah Menjadi Presiden RI ke-4

17 Desember 2022

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. dok. TEMPO
Haul ke-13 Gus Dur, Profil Sang Penakluk dari Guru Madrasah Menjadi Presiden RI ke-4

Keluarga Abdurrahman Wahid menggelar haul ke-13 Gus Dur, Sabtu, 17 Desember 2022 di Ciganjur, Jakarta Selatan. Ini profil Presiden RI ke-4.