Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gus Dur Masih Anggap Dirinya Presiden RI

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:KH Abdurrahman Wahid sampai saat ini masih menganggap dirinya Presiden RI berdasarkan hukum dan moral. Sidang Istimewa MPR yang dianggapnya tidak sesuai konstitusi juga tidak diakuinya. Demikian pula dengan segala produk sidang tersebut. Namun, Wahid mengakui SI MPR terjadi secara politik. Pernyataan Gus Dur tersebut disampaikan oleh juru bicara Wahid, Adhie M Massardi, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (24/7) sore.

Wahid, kata Adhie, berpendirian bahwa pada hakekatnya demokrasi untuk mencapai kekuasaan adalah demokrasi yang mempunyai tiga landasan, yaitu politik, hukum, dan moral. Sidang Istimewa MPR hanya mempunyai satu landasan yaitu politik. Sedangkan posisinya sebagai presiden, menurutnya berdasarkan dua landasan, yaitu hukum dan moral.

Kini, kata Adhie, Wahid akan terus memperjuangkan visinya untuk menyatukan ketiga hal tersebut dengan caranya sendiri. Yaitu melalui dialog, komunikasi langsung dengan publik, kelompok-kelompok masyarakat, dan lain-lain. Disampaikan Adhie, sikap ini diambil bukan semata-mata demi mempertahankan kekuasaan, tetapi lebih karena hukum dan moral. “Faktanya, sebagai presiden pun kekuasaan beliau sangat terbatas,” kata Adhie.

Wahid, menurut Adhie, juga sangat memegang sumpah jabatannya yang lebih kurang berbunyi, “Demi Allah, saya bersumpah sebagai presiden akan mempertahankan UUD…,” jelas dia. Sebagai kiai, sumpah itu sangat berarti, dan sikap mempertahankan UUD akan terus dipertahankannya.

Gus Dur berkesimpulan bangsa Indonesia belum cukup belajar dalam masalah hukum dan moralitas. Ia mencontohkan, seperti yang dikutip Adhie, kasus PDI di mana Megawati digulingkan dari jabatan ketua umum melalui kongres yang secara politik dan hukum terjadi tetapi secara moral cacat. Kejadian tersebut dianggap terlalu kecil bagi bangsa Indonesia. Sehingga memerlukan pelajaran yang lebih besar lagi hingga terjadinya SI seperti saat ini. “Mudah-mudahan ini pelajaran terakhir bagi bangsa Indonesia dalam memasuki era demokrasi yang benar berdasarkan hukum dan moral,” kata Adhie mengutip Wahid.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Situasi ini juga dianggap Wahid sebagai proses pembelajaran demokrasi yang sudah diperjuangkannya sejak puluhan tahun. Secara esensial, bangsa Indonesia sudah mulai memahami demokrasi di hari-hari belakangan ini. Rakyat sudah bebas dari rasa takut, bebas dari rasa ewuh pakewuh dalam menyampaikan pendapat, berorganisasi, dan lain-lain. Melihat hal ini Wahid merasa sangat puas. Tetapi kembali masih banyak yang harus diperjuangkan dalam proses demokrasi.

Adhie menyampaikan pernyataan Wahid ini dengan hati-hati. Berulangkali ia terlihat berpikir lama untuk memilih kata yang akan disampaikan. Bahkan, di awal pembicaraannya, Adhie yang mengenakan batik coklat tersebut sempat mengucapkan “Bismillah” dengan sangat menjiwai. Tanpa disadarinya, mikrofon di ruang konferensi pers sudah “on”. (Dian Novita)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

15 hari lalu

Duduk dari kiri ke kanan: Sri Sultan Hamengkubuwono X, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati dan Amien Rais pada momentum Deklarasi Ciganjur, kediaman Gus Dur, 10 November 1998. (Repro buku Gerak dan Langkah)
Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.


Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. dok. TEMPO
Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.


Nusron Wahid Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Apa Hubungan dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur?

8 November 2023

Nusron Wahid saat menghadiri pengumuman kepengurusan baru Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, 22 Januari 2018. Nusron Wahid menjabat sebagai Korbid Pemenangan Pemilu Jawa Kalimantan di Partai Golkar. TEMPO/Subekti.
Nusron Wahid Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Apa Hubungan dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur?

Politisi Golkar Nusron Wahid menjadi Sekretaris TKN Prabowo-Gibran. Adakah hubungan kekerabatan dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur?


Jokowi Siapkan Rp 39,47 Triliun untuk Belanja Pertahanan, Ini Jejak Anggaran Alutsista Sejak Era Sukarno

6 Oktober 2023

Enam pesawat tempur F-16 Fighting Falcon TNI AU melakukan flypass dalam gladi bersih Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, Selasa 3 Oktober 2023. Gladi bersih yang diikuti 4.630 personel dan 130 alutsista dari tiga matra TNI tersebut digelar untuk persiapan HUT TNI pada Kamis (5/10). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Jokowi Siapkan Rp 39,47 Triliun untuk Belanja Pertahanan, Ini Jejak Anggaran Alutsista Sejak Era Sukarno

Presiden Joko Widodo atau Jokowi anggarkan Rp 39,47 triliun untuk modernisasi alat utama sistem pertahanan. Ini jejak anggaran Alutsista sejak era Suk


Pemilu 2024: Konflik Internal PKB, Cak Imin Vs Keluarga Gus Dur

3 Juni 2023

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar memberikan sambutan saat acara catatan akhir tahun 2011 dan Haul Gus Dur ke-2 di Jakarta, Kamis (29/12). ANTARA/Prasetyo Utomo
Pemilu 2024: Konflik Internal PKB, Cak Imin Vs Keluarga Gus Dur

PKB mendapat nomor urut 1 dalam Pemilu 2024 nanti. Partai ini mengalami polemik berkepanjangan, antara Cak Imin dan keluarga Gus Dur.


Hadapi Pilpres 2024, Alissa Wahid Ajak Waspadai Sentimen Sektarian

11 Mei 2023

Alissa Wahid. Dok.TEMPO
Hadapi Pilpres 2024, Alissa Wahid Ajak Waspadai Sentimen Sektarian

Alissa Wahid meminta untuk mewaspadai sentimen sektarian pada Pilpres 2024. Dia juga meminta para capres untuk tak mengejar kepentingan politik semata


Mengisi Ramadan dengan Mendalami Pemikiran dan Keteladanan Gus Dur

3 April 2023

Suasana kegiatan hari kedua Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG) yang diadakan jaringan Gusdurian Muda Kota Malang di aula Wihara Dharma Mitra Arama pada Minggu sore, 2 April 2023. TEMPO/Abdi Purmono
Mengisi Ramadan dengan Mendalami Pemikiran dan Keteladanan Gus Dur

Ketua Pelaksana KPG Yajid Fauzi mengatakan, kegiatan KPG merupakan kegiatan kaderisasi yang bertujuan untuk menyebarluaskan khazanah pemikiran Gus DUr


Selama Ramadan, Makam Gus Dur Dibanjiri Peziarah

30 Maret 2023

Peziarah di lokasi makam Gus Dur, di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Saat Ramadhan 2023, peziarah tetap memadati lokasi makam Gus Dur, berharap berkah di bulan suci ini. ANTARA/ dokumen
Selama Ramadan, Makam Gus Dur Dibanjiri Peziarah

Ratusan warga berziarah ke makam Presiden keempat, K.H. Abdurrahman Wahid atau dikenal Gus Dur di area makam Pondok Pesantren Tebuireng


Perayaan Imlek 2023, PKB Kenang Jasa Gus Dur Hapus Diskriminasi di Indonesia

21 Januari 2023

ilustrasi imlek (pixabay.com)
Perayaan Imlek 2023, PKB Kenang Jasa Gus Dur Hapus Diskriminasi di Indonesia

PKB menyebut perayaan Imlek tak lepas dari jasa mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Dia mencabut Inpres yang pernah dibuat Soeharto.


William Liddle tentang Gus Dur: Pemuda Nyeleneh dengan Pikiran Tajam

30 Desember 2022

Gus Dur. Foto/Youtube.com
William Liddle tentang Gus Dur: Pemuda Nyeleneh dengan Pikiran Tajam

Hari ini, 16 tahun lalu KH Abdurrahman Wahid berpulang. William Liddle dalam bukunya sebut Gus Dur sebagai pemuda nyeleneh dengan pikiran tajam.