Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sidang Istimewa Menjadi Ajang Perebutan Kekuasan

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengamat politik Hermawan Sulistyo menilai, Sidang Istimewa bukan lagi menjadi proses yang produktif untuk menyelesaikan masalah bangsa. Ia melihat, sidang itu telah menjadi ajang perebutan kekuasaan. Sidang Istimewa semata-mata menjadi sarana untuk saling menjatuhkan. "Esensi politik memang di sana, tapi kan ini bukan dalam situasi yang normal," kata Hermawan seusai diskusi "Dekrit Presiden 5 Juli 1959" di Hotel Treva International, Jakarta, Kamis (5/7) siang.

Seharusnya, Hermawan melanjutkan, ada kebesaran jiwa masing-masing pihak yang pernah terlibat dalam struktur kekuasaan lama untuk memberikan hak kepada yang lain untuk mengambil alih kekuasaan. "Itulah yang tidak ada dalam agenda SI," kata dia.

Karena itu, ia memprediksi, setelah Sidang Istimewa, pertikaian politik tidak akan berhenti begitu saja. "Justru krisis politik ini akan berlarut lebih parah dari sekarang," ujar Hermawan. PDI-P yang akan merebut tampuk kekuasaan, harus menghadapi perpecahan dalam tubuhnya sendiri. Partai itu harus menghadapi partai-partai lain yang menagih janji. "Selama ini, Gus Dur menjadi musuh bersama. Sehingga partai-partai merasa terikat. Namun, setelah SI, kondisi ini tidak akan ada lagi," ujar pengajar FISIP UI ini.

Hermawan melanjurkan, watak keras Mega juga akan semakin mempersulit pertikaian tersebut. "Mbak Mega itu tidak seperti Gus Dur, yang bisa keras, tetapi masih mengajak kompromi," ungkap Hermawan. Jika dikerasi, Mega cenderung akan membalas dengan keras juga. Kondisi semacam itulah yang rentan menimbulkan bentrokan. Solusi terbaik, Hermawan melihat, adalah memperluas Keputusan Presiden Nomor 121/Tahun 2000. Dan Deklarasi Kenegaraan yang pernah ditawarkan Presiden Wahid kepada Mega sebenarnya telah melucuti kekuasaan Presiden secara terhormat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melalui perluasan Keppres itu, tambah Hermawan lagi, Presiden hanya berperan dalam tugas-tugas seremonial, yang dulunya diemban wakil presiden. "Seharusnya SI mengagendakan itu, yaitu adanya pemisahan fungsi-fungsi kewenangan politik seperti itu," ungkapnya. Sayangnya, kata Hermawan, deklarasi itu justru ditolak. (Dara Meutia Uning)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kim Sae Ron tak Jadi Tampil di Teater Dongchimi, Mengenal Pementasan Ini

51 detik lalu

Aktris Korea Selatan, Kim Sae Ron. Instagram/@ron_sae.
Kim Sae Ron tak Jadi Tampil di Teater Dongchimi, Mengenal Pementasan Ini

Kim Sae Ron mengundurkan diri sebagai pemain teater Dongchimi, karena masalah kesehatan


KPK akan Periksa Bupati Sidoarjo Hari Ini, Minta Gus Mudhlor Kooperatif

1 menit lalu

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali melakukan orasi di parkir selatan Ponpes Bumi Sholawat, Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis 1 Februari 2024. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
KPK akan Periksa Bupati Sidoarjo Hari Ini, Minta Gus Mudhlor Kooperatif

KPK rencananya memeriksa Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor sebagai tersangka korupsi hari ini


Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

5 menit lalu

Pada bagian atap Rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam. Jumlah tersebut melambangkan manusia dan Islam. TEMPO/Parliza Hendrawan
Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

Rumah Limas dibangun dengan perencanaan matang dan penuh dengan pesan moral dan filosofi yang dapat diambil hikmahnya. Salah satunya, di bagian atap rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam.


Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

6 menit lalu

Cacar monyet. WHO
Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.


Demo di Patung Kuda, Pendukung AMIN Minta MK Diskualifikasi Gibran

6 menit lalu

Massa yang tergabung dalam Aksi 164 menggelar unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Selasa 16 April 2024. Dalam aksinya massa menuntut Mahkamah Konstitusi memutus sengketa Pilpres 2024 dengan adil. Aksi ini merupakan respons masyarakat terhadap kecurangan yang terjadi dalam kontestasi Pilpres 2024. TEMPO/Subekti.
Demo di Patung Kuda, Pendukung AMIN Minta MK Diskualifikasi Gibran

Pendukung pasangan calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau AMIN, berunjuk rasa jelang putusan MK soal gugatan pilpres


4 Rekor Baru Shin Tae-yong Bersama Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

12 menit lalu

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, saat konferensi pers menjelang laga melawan tuan rumah Qatar di Piala Asia U-23 2024. Kredit: Tim Media PSSI
4 Rekor Baru Shin Tae-yong Bersama Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Shin Tae-yong bersama timnas U-23 Indonesia mencatatkan empat rekor baru di Piala Asia U-23 2024 setelah kemenangan 1-0 atas Australia di laga kedua.


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

19 menit lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Dugaan Serangan Israel di Isfahan, Iran: Hanya Burung Kecil

26 menit lalu

Komandan Militer Iran Nyatakan Siap Hadapi Serangan Israel
Dugaan Serangan Israel di Isfahan, Iran: Hanya Burung Kecil

Militer Iran memastikan bahwa suara ledakan yang terdengar di Kota Isfahan bukan serangan peluru kendali Israel tapi suara sistem pertahanan udara.


Survei LSI Usai Pemilu: 76,2 Persen Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi

27 menit lalu

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan dalam pemaparan hasil survei yang dipantau secara daring dari Jakarta, Rabu 30 Agustus 2023. ANTARA/Fath Putra Mulya
Survei LSI Usai Pemilu: 76,2 Persen Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyebut hasil survei LSI menunjukkan tingkat kepuasan kepada kinerja Presiden Jokowi berada di angka 76,2 persen.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

29 menit lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024