Hal itu dikemukakan Kadispen Polda Sulteng, Ajun Komisaris Besar (Pol.) Agus Sugianto kepada pers di Palu, Rabu (4/7), mengutip pernyataan Kapolda Ishak, mengenai kondisi keamanan dan situasi Poso menyusul tewasnya 18 warga di Dusun Buyung Katedo (Desa Sepe), Kecamatan Lage dan warga Kelurahan Sayo, Kecamatan Poso Kota. “Kapolda Sulteng sudah menyampaikan permintaan bantuan dan tambahan pasukan keamanan kepada Polda Sulut dan Kodam VII/Wirabuana,” kata dia.
Agus mengatakan, situasi Poso hingga saat ini belum normal kembali, karena jalur transportasi Trans-Sulawesi menuju Makassar tidak dapat dilalui arus kendaraan, baik angkutan kendaraan dalam provinsi (AKDP) maupun angkutan kendaraan antarprovinsi (AKAP). “Sebagian besar warga takut untuk berangkat melalui jalur Poso. Mereka memilih untuk membatalkan perjalanan,” kata dia berdasarkan laporan yang baru diterimanya dari Kapolres Poso, Ajun Komisaris Besar (Pol.) Djasman Baso Opu.Menurut Kadispen, sedikitnya 15 SSK aparat keamanan dari TNI AD dan Polri sudah berada di Kabupaten Poso, untuk mengantisipasi dan mengamankan agar konflik yangterjadi itu tidak makin meluas.
Aktivitas masyarakat dan perkantoran (pemerintahan) di Poso juga belum dapat berjalan seperti sediakala, sebagian besar warga setempat memilih untuk tidak keluar rumah, jika tidak ada kebutuhan yang sangat mendesak dan penting. Sementara, sejumlah pemilik perusuhaan otobis (PO) tidak berani mengoperasikannya. Mereka menunggu kondisi dan situasi Poso, aman kembali. Sebagian PO yang mengoperasikan kendaraan, hanya melalui jalur timur melalui Provinsi Gorontalo-Luwuk. Jalur transportasi melalui jalur Selatan, melalui Kota Poso, tidak beroperasi sama sekali.
Ribuan penumpang di Terminal Induk Pasar Masomba Palu, terpaksa membatalkan perjalanan, meski sudah ada yang membeli tiket. Mereka ragu kalau-kalau terkena imbas. Sebelumnya, aksi pengadangan sangat sering terjadi di wilayah Kecamatan Pesisir Kota Poso, serta daerah yang berada di bagian Selatan Poso. (Darlis Muhammad)