Menurut Staquf, secara umum tugas Menkopolsoskam yang baru, Agum Gumelar, memang tidak ada perubahan. Meskipun demikian, “Menkopolsoskam yang baru dianggap mempunyai potensi lebih mudah mengadakan akses komunikasi dengan pihak-pihak yang signifikan dalam penyelesaian masalah politik, termasuk Ibu Wapres dan lain-lain,” ungkapnya kepada wartawan usai rapat rutin DPP Partai Kebangkitan Bangsa di Kuningan Jakarta, Sabtu (2/6) sore. Yahya juga mengungkapkan bahwa Agum Gumelar tetap diminta untuk menjalankan tugas-tugas Menkopolsoskam sehari-hari sebagaimana biasanya.
Staquf tak memberi keterangan lebih lanjut, apakah dengan demikian kebutuhan krusial negara saat ini adalah komunikasi antarelite politik yang macet, sehingga dibutuhkan seorang yang dekat dengan semua kalangan elite politik yang melempangkan jalan bagi terjalinnya komunikasi.
Sementara itu, Ketua Umum PKB Matori Abdul Jalil, menjelaskan bahwa pihaknya memberi kesempatan kepada Presiden dan DPR untuk masing-masing menjalankan tugasnya secara konstitusional. Mengenai perombakan kabinet, menurut dia adalah hak prerogatif presiden. Matori membantah jika perombakan itu dilakukan karena adanya ketegangan antara Gus Dur dan Mega. “Retak atau tidak, mereka butuh penghubung,” kata Wakil Ketua MPR ini.
Seperti biasa, Presiden Wahid mengikuti rapat rutin DPP PKB Sabtu (2/6). Ia hadir sejak pukul 13:00 hingga pukul 15:15 WIB. Seusai rapat tersebut, mantan Ketua Umum PBNU ini enggan memberikan komentar. “(Saya) buru-buru,” ujarnya pendek sambil bergegas menuju kendaraannya. Menurut Staquf dalam rapat tersebut Presiden tidak memberikan arahan-arahan khusus baik yang berkaitan dengan isu dekrit maupun penggantian posisi dalam kabinet. (Dara Meutia Uning/Nurakhmayani)