Menurut Presiden, hambatan terbesar yang dihadapi pemerintah saat ini adalah masalah kurs mata uang dan indeks harga saham gabungan (IHSG). Hal itu, katanya, sangat dipengaruhi oleh stabilitas keamanan dan politik yang belum mantap, birokrasi yang belum diperbaiki serta sistem perpajakan dan bea cukai yang juga harus diperbaiki. “Itu semua yang harus dibetulkan,” ujar Presiden Wahid dalam pembukaan dialog.
Soal destabilisasi keamanan, Presiden mengatakan, hal itu saat ini sudah berangsur-angsur pulih. “Sebentar lagi kita akan menikmati bagaimana rasanya aman,” tuturnya.
Sejalan dengan itu, baik dari pihak legislatif maupun eksekutif sama-sama ingin mencari penyelesaian sehingga menunjang pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. “Pemerintah saat ini berkonsentrasi pada dua hal, yakni RUU Nanggroe Aceh Darussalam dan RUU Otonomi Khusus bagi Irian Jaya. RUU ini sedang digodok dengan DPR, Insya Allah akhir Mei sudah beres," ujarnya. Dua hal itu perlu didahulukan karena dinilai menyerap banyak energi pemerintahan.
Sedang destabilisasi Politik, Gus Dur beranggapan penyelesaian masalah politik sudah hampir selesai, bahkan sudah selesai. Semua pihak, baik eksekutif maupun legislatif sama-sama ingin mencari cara damai dan baik unutk mendorong pertumbuhan ekonomi. (Siti Marwiyah)