Ia menilai, benturan politik antarmassa pendukung elite politik ini tidak semestinya terjadi saat negara memerlukan persatuan. Yudhoyono lalu mencontohkan, perkembangan ekonomi nasional yang akhir-akhir ini negatif. Tidak hanya nilai tukar rupiah yang merosot, juga menyangkut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang mengalami defisit yang cukup tajam. Belum lag soal kewajiban Indonesia melunasi utang luar negeri. “Perlu ada penyelesaian yang cepat sehingga kita dapat terhindar dari krisis ekonomi kedua,” kata dia.
Sebenarnya, kata Susilo, secara politik Indonesia bisa mencari solusi yang damai dalam mengatasi konflik-konflik. Misalnya melalui pertemuan tokoh-tokoh politik puncak. Ia melihat, ada indikasi yang baik di antara elite politik puncak. Ia sendiri menanggapi positif rencana pertemuan antar tokoh-tokoh politik nasional.
Karena itu, dia mengimbau agar masyarakat tidak membebani rencana pertemuan itu dengan tanggapan-tanggapan negatif yang tidak proporsiaonal. Apalagi cepat berburuk sangka. “Siapa tahu pendekatan personal ini benar-benar merupakan jalan terbaik untuk menghasilkan resolusi atas konflik,” ujar dia. (AM Fikri)