“Saya akan tetap ke Australia. Kalau ada yang tidak setuju, persetan! Yang penting kita harus bertetangga baik dengan Australia,” ujar Presiden Wahid. Alasan membina hubungan baik dengan Negara Kanguru ini tak lepas dari upaya pemulihan ekonomi nasional.
Selain Australia, Presiden Wahid menyebutkan pula pentingnya menjaga hubungan dengan Malaysia dan Filipina. “Dengan berhubungan baik, orang mau berdagang dan menanamkan modalnya di negara kita,” kata Kyai Ciganjur ini. Dalam kunjungan kerja kali ini, Presiden Wahid menggunakan kereta api yang berangkat dari Stasiun Gambir, Jakarta, pukul 07.45 WIB. Setibanya di Stasiun Tegal, rombongan Kepala Negara disambut oleh Gubernur Jawa Tengah, Ketua DPRD dan anggota Muspida setempat.
Seusai menghadiri acara haul KH Armia bin K. Kurdi, Presiden Wahid melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kereta api pula menuju ke 'Kota Udang,' Cirebon. Setibanya di Cirebon, Kepala Negara langsung menuju ke Pendopo Kabupaten Cirebon untuk berdialog dengan masyarakat nelayan, petani dan pengrajin tradisional. Selanjutnya, rombongan RI Satu menuju ke Pondok Buntet Pesantren Astanajapura untuk bersilaturahmi dengan keluarga pondok pesantren tersebut.(Siti Marwiyah)