Seperti diberitakan sebelumnya dari Serang, Banten, Jumat (20/4), Presiden Abdurrahman Wahid mengatakan bahwa pertemuan tokoh-tokoh nasional direncanakan tidak akan melibatkan Amien Rais. Pertemuan tersebut hanya akan dihadiri oleh Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri, Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Hamzah Haz, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Matori Abdul Jalil dan Gus Dur sendiri.
“Amien Rais khawatir disalah-tafsirkan, alias diplintir kalau pertemuan itu untuk bagi-bagi kekuasaan. Jadi, wajar saja kalau pak Amien tidak mau sehingga Gus Dur maju sendiri dengan agendanya,” papar Cak Nur, panggilan bagi Nurcholis.
Cak Nur berpendapat, pertemuan tokoh-tokoh nasional semata-mata hanya untuk menunjukkan kepada rakyat bahwa ada proses rekonsiliasi di kalangan elite politik. Dari situ, diharapkan ada efek psikologis yang dapat mendinginkan rasa marah rakyat di bawah. “Selama ini yang kita khawatirkan kan terjadinya konflik horizontal. Saya baru dari Jawa Timur, dan potensi konflik itu (memang) luar biasa besarnya,” kata dia.
Bagi Ketua Yayasan Wakaf Paramadina ini, hal penting dalam pertemuan lima tokoh tersebut adalah upaya rekonsiliasi. Dalam rekonsiliasi tersebut akan ada kompromi-kompromi. “Kita tidak mungkin memisahkan sesuatu dalam rangka demokrasi tanpa kompromi. Dan kompromi ini merupakan alternatif penyelesaian masalah karena masing-masing tokoh ngotot dengan pendiriannya,” kata dia.
Ia juga berpendapat bahwa kompromi tersebut bisa mempengaruhi usaha DPR untuk mengeluarkan memorandum II bila pertemuan itu berjalan positif dan ada substansi yang dibicarakan. (Siti Marwiyah)