Sebelum ditelepon, Juru Bicara Presiden tersebut sempat mengirimkan siaran pers melalui fax ke berbagai media massa di ibu kota. Siaran pers yang tiga halaman, tertanggal 2 Maret tersebut, memuat bantahan Presiden terhadap pernyataan bahwa Presiden meragukan kemampuan Megawati, seperti yang dikatakan oleh Wakil Ketua Fraksi Utusan Golongan, Siswono Yudhohusodo kepada wartawan di Istana Merdeka, Selasa siang.
“Presiden terkejut dengan berita tersebut, karena sedikitpun Presiden tidak pernah meragukan kemampuan Ibu Mega. Kalau ragu, mana mungkin Presiden mempercayakan sidang kabinet bahkan sidang-sidang yang sifatnya terbatas dipimpin oleh Ibu Mega,” ujar Adhi. Dalam rapat atau sidang-sidang tersebut, Ibu Mega-lah yang senantiasa mengambil keputusan.
Ketika didesak, bukankah rutinitas seperti itu hal yang wajar dan biasa dilakukan seorang wapres, bahkan seorang Menko dapat melakukannya, Adhi menukas bahwa pelaksanaan pemerintahan sehari-hari oleh Wapres seperti itu sudah berjalan sejak awal pemerintahan, yang dikenal dengan konsep dwitunggal Gus Dur dan Mega. “Kalau mau membuktikan, silakan saja ada perwakilan dari DPR untuk mengontrol jalannya sidang-sidang seperti itu,” ujarnya.
Lebih jauh, Adhie menduga kemunculan berita yang menyatakan bahwa Presiden meragukan kemampuan Wapres tersebut, merupakan bagian dari upaya lawan politik Presiden untuk memecah-belah dan mengadu duet Gus Dur dan Megawati, atau NU dan PKB dengan PDIP yang memang telah diupayakan puluhan kali. Sekarang ini, tambah Adhi, dengan adanya pemujaan yang berlebihan kepada Megawati, maka pada saat yang sama pun terjadi pelecehan terhadap kemampuan Ketua Umum PDI-P tersebut.
Misalnya saja, ketika Presiden berkunjung ke luar negeri selama dua minggu, banyak elite politik anti Gus Dur yang menyerukan agar Presiden segera pulang ke Tanah Air karena situasi sedang kacau. “Seruan agar Presiden segera pulang ini, secara tidak langsung menohok keberadaan Megawati yang ketika itu berada di dalam negeri dan mendapat tugas dari Presiden untuk menangani masalah dalam negeri. Namun dengan seruan seperti itu seolah-olah Megawati tidak berbuat apa-apa,” katanya. (Siti Marwiyah)