Pelarangan itu dikeluarkan Wakil Ketua DPRD NTT, Dr Nicolas Wolly MTh, di Kupang, NTT, Rabu (21/2). Menurut Wolly, NTT bukan lapangan politiknya para elite politikUNTAS. "Hal ini mesti disadari para elit politik UNTAS sehingga jangan sampai kehadiran para elite politik UNTAS justru menimbulkan masalah baru di tengah-tengahmasyarakat NTT," kata dia. Menurut Waolly, hingga saat ini sebagian besar pengungsi Tim-Tim selalu mengeluhkan tanggungjawab para elite politik UNTAS. Sebab, UNTAS dinilai tidak pernah mendatangi mereka. Juga, tidak pernah memberikan bantuan kepada para pengungsi.
Keluhan-keluhan pengungsi seperti itu dinilai Wolly bakal menjadi bom waktu untuk meninggalkan para elite politik UNTAS. "Apabila pengungsi sudah meninggalkanUNTAS dan para elitenya, apa yang mau diperjuangkan para UNTAS di Timor Barat," kata Wolly setengah bertanya.
Para pengungsi akan tetap setia dan loyal kepada para elite politik UNTAS apabila nasib dan kehidupan mereka di kamp-kamp pengungsian membaik. "Para pengungsi mulai sadar bahwa sebenarnya mereka selama ini hanya dipermainkan oleh para elite politikUNTAS," kata Wolly. (Cyriakus Kiik)