Indikasi keterkaitan itu, jelas Saaf, terlihat dari sejumlah cek dan mobil yang diberikan Tommy kepada Elize. Setiap tahun, kata dia, Elize menerima uang Rp 150 juta dari Tommy. Itu terjadi sejak 1997.
Penyerahan uang dilakukan berupa cek kontan dari rekening Tommy di Bank Utama. Menurut Saaf, penyerahan cek biasanya dilakukan setiap tanggal 22 pada bulan Mei atau Oktober. Dari pengakuan tersangka kepada polisi, setidaknya diketahui ada penyerahan dua cek dengan nomor seri AB 907052 dan AB 925527 dari rekening nomor 00 00 138 088 atas nama Hutomo Mandala Putra di Bank Utama.
Bukti lain kedekatan keduanya, jelas Kadispen, adalah adanya pemberian mobil Timor biru metalik dengan nomor polisi B-1100-BN dari pemilik kelompok usaha Humpuss itu kepada tersangka. "Sedan tersebut digunakan Elize saat bertemu Tommy di Jalan Cilacap, Menteng, pada 14 Januari.
Polisi perlu mengungkapkan bukti ini untuk menjawab keraguan sebagian kalangan atas sinyalemen adanya kaitan Elize dengan putra bungsu Soeharto itu. Sebelumnya, hubungan dua orang tersebut hanya disebut berdasar pengakuan tersangka kepada polisi bahwa perintah peledakan bom datang dari Tommy. Juga dari foto keduanya yang ditemukan polisi dari kamar Elize di rumah di Jalan Suwiryo nomor 48, Menteng, Jakrta Pusat.
Soal foto ini, pengacara Tommy, Nudirman Munir, sempat melontarkan keraguannya terhadap kedekatan kliennya dengan tersangka. Menurut dia, foto itu tidak menunjukkan apa-apa. Banyak orang pernah berfoto bersama mas Tommy.
Sementara itu, Kadispen juga menerangkan, hingga kini polisi masih terus menyelidiki tiga traveler cheque Bank BNI 46 yang diterima tersangka dari Tommy. Tiga cek tersebut diterima Elize bersama tiga paket bom, saat pertemuan keduanya pada 14 Januari lalu di depan Universitas Bung Karno, di Jalan Cilacap, Menteng, Jakarta Pusat, pukul 20.00 WIB. Nilai masing-masing traveler cheque itu Rp 25 juta.
Keberadaan ketiga cek itu sendiri saat ini masing simpang siur. Dalam sebuah keterangan, polisi menyebut cek-cek tersebut sudah dicairkan di BNI 46 cabang Menteng, cabang Green Garden dan cabang Jatinegara. Namun dari keterangan Saaf, ketiga cek ditemukan penyidik saat menggeledah rumah tersangka. Ia menyebut ketiga cek tersebut menjadi salah satu bukti yang kini disita polisi.
Bukti lain yang kini kini disita polisi, menurut Saaf, berupa sedan Timor B-1100-BN, kembang api berwarna nomor 259 sebanyak dua kardus masing masing berisi lima batang, kembang api jenis roket sebanyak dua kardus yang maisng-masing berisi lima batang dan kembang api rescom 12 batang serta campuran kembang api sebanyak lima bungkus. Selain itu juga tiga paket bom yang akan diledakkan tersangka di tiga lokasi.
Tiga lokasi yang menjadi sasaran bom itu, menurut Kadispen, adalah di Kantor Deperindag, Kejaksaan Agung dan Ditjen Pajak. Bom untuk Deperindag terdiri dari tujuh batang dinamit masing-masing 300 gr dengan dua detonator, tiga pak paku payung masing-masing berisi 50 paku, satu weker dengan posisi jarum jam menunjuk pukul 12.00, baterai 9 volt dan satu kaleng tiner merek Impala.
Bom untuk Kejaksaan Agung, jelas Saaf, terdiri dari delapan batang dinamit masing-masing 300 gram, dua detonator listrik, 300 gram paku baja, satu weker menunjuk pukul 12.00, satu baterai 9 volt, satu kaleng berisi lima liter tiner.
Sedang bom yang dirakit untuk diledakkan ke kantor Ditjen Pajak adalah setengah pons TNT, Block Equipment 2 nomor log ec84h 716004 pons TNT stick equipment 2 max nomor log gcy-906770-005, dua detonator listrik, 1 jam weker posisi pukul 12.00, sebuah baterai Duracel 9 volt dan satu pak baterai isi 4 baterai @ 5 volt alkaline, dua dirijen minyak tanah masing-masing satu liter dan tiga pasang sarung karet.
Hingga saat ini, jelas Saaf, dalam penyidikan kasus tersebut polisi sudah memeriksa 15 saksi. Dua di antaranya kini ditahan di Mabes polri, yakni Elize dan ibunya, Ny. Sonya Tuwahatu. Polisi, jelasnya, saat ini juga memberikan perlindungan kepada Ki Joko Bodo. Paranormal yang disebutkan memberikan informasi kepada polisi soal rencana peledakan bom oleh Elize. Kediaman dan tempat praktek Joko di TMII kini dijaga satu peleton Brimob.
Pada kesempatan itu, Saleh menjelaskan pula perkembangan pemeriksaan bunker di rumah Tommy Soeharto di Jalan Cendana nomor 12, Jakarta Pusat, terus dilakukan. Hasil penyidikan terhadap sidik jari di bunker belum selesai dilakukan. Puslabfor, jelas dia, belum bisa mengumumkan pemilik sidik jari yang ada di ruang bawah tanah tersebut. "Tidak semua sidik jari dapat ditemukan datanya di Polda Metro.
Penyidik, jelas Kadispen, juga belum menemukan pintu lorong ke rumah lain yang telah terdeteksi oleh alat geo radar. Hingga kini kami masih mencari pintu penghubung antarlorong. Kami perkirakan jumlahnya ada tiga." (PL/Erwin Z Prima)