Puncak dari aktivitas ”bawah tanah” Aidit pada periode sekitar kemerdekaan adalah pada 5 November 1945. Ketika itu Aidit bersama Alizar Thaib memimpin sekelompok pemuda menyerbu pos pertahanan Koninklijke Nederlands Indische Lege atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda.
Namun mereka sial, kepergok tentara Inggris yang berpatroli dengan lima truk. Sekitar 30 aktivis tertangkap, termasuk Aidit. Tentara Inggris menyerahkan mereka ke Belanda, yang lalu membuang mereka ke Pulau Onrust, di gugusan Kepulauan Seribu, utara Jakarta.
DN Aidit bebas tujuh bulan kemudian, setelah kesepakatan Hoge Voluwe di Belanda pada 24 April 1946. Ketika itu ibu kota negara sudah pindah ke Yogyakarta. Cuma sehari di Jakarta, dia lalu menyusul teman-temannya ke Yogya, menumpang kereta dari Karawang.
WDA | PUSAT DATA ANALISA TEMPO