TEMPO.CO, Jakarta --Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta jangan ada pihak yang memancing untuk mengungkit sejarah peristiwa 1965. Dia menegaskan yang bersalah dalam kasus tersebut adalah pemberontak.
"Yang berontak itu pasti salah. Jadi enggak usah dihadapkan benar-benaran lagi. Kalau diungkit-ungkit ada reaksi lain," kata Ryamizard saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu, 20 September 2017.
Baca: 43 Jam yang Mencekam di Kantor YLBHI Jakarta
Pernyataan Ryamizard itu menjawab pertanyaan soal kasus pengepungan kantor YLBHI-LBH Jakarta pada Ahad lalu. Pengepungan oleh massa anti-PKI itu sebagai protes digelarnya acara diskusi bertajuk pelurusan sejarah 1965 yang di kantor YLBHI.
Ryamizard meminta tidak ada lagi acara semacam itu. "Sudahlah jangan cari gara-gara, jangan mancing-mancing. Sudahlah biarkan saja yang dulu-dulu," kata dia.
Simak: Bamus Betawi Sebut Ojek Online Ganas di Rusuh YLBHI
Pengungkitan kembali peristiwa 1965, kata Ryamizard, hanya akan menimbulkan reaksi balik dari kelompok yang bersebrangan. Menurut Ryamizard perdebatan peristiwa 1965 sebaiknya diakhiri.
"Mari kita ke depan, jangan inilah, HAM-lah, apa dibubarkan. Ini memancing-mancing namanya. Enggak boleh, sudah diam semua, tutup buku buat yang baru," kata Ryamizard.
AMIRULLAH SUHADA