TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantipres) Sidharto Danusubroto meminta TNI membatalkan rencana nonton bareng film Pengkhianatan G30S/PKI. Hal yang sama juga diminta pada acara diskusi sejarah 1965 yang digelar di kantor Yayasan Lembaga bantuan Hukum Indonesia.
Sidharto mengatakan secara pribadi dirinya meminta kedua pihak membatalkan rencana itu untuk menciptakan suasana sejuk di masyarakat. "Ini dua titik yang berbeda kan. Ada film ini, ada seminar itu. Sementera ini disejukkan dulu," kata Sidarto saat ditemui di Kantor Wantimpres, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Senin, 18 September 2017.
Baca:
Film G 30 S PKI Wajib Ditonton Jajaran TNI dan Keluarga ...
TNI Ajak Tonton Film G 30S PKI, PBNU: Tak Cocok ...
Sidharto yang ajudan Presiden Sukarno pada 1967-1968 itu mengatakan pemerintah Jokowi sedang sibuk membangun ekonomi, menciptakan kesejahteran sosial, dan menangani kemiskinan. "Itu prioritasnya. Terus terang, jangan diadakan dululah," kata dia.
Politisi PDIP ini khawatir prokontra kedua acara itu mengakibatkan keresahan sosial. Padahal, untuk menuju kekuatan ekonomi, kata dia, diperlukan stabilitas politik. "Kalau ada film, seminar begitu, ada kegaduhan di sana, di sini, itu tidak menunjang," kata Sidharto.
Baca juga:16 Orang Jadi Tersangka Peredaran Pil PCC di Sultra
TNI menginstruksikan seluruh prajuritnya untuk nonton bareng film Pengkhianatan G 30S PKI. Instruksi yang ditujukan untuk seluruh jajaran TNI di daerah ini menyebar lewat pesan pendek.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Wuryanto mengatakan pemutaran film G 30S PKI ini penting untuk mengajak generasi muda membaca sejarah. Ia menilai, sejak era reformasi sejarah, Pancasila, dan budi pekerti kurang diajarkan di bangku sekolah. Dia juga menyebutkan sejumlah alasan lain yang mendasari lembaganya perlu mengajak masyarakat menonton film itu.
AMIRULLAH SUHADA