TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tidak Kekerasan (Kontras) menilai pemutaran kembali film Pengkhianatan G 30 S PKI tidak memberikan ruang untuk korban pembantaian tragedi 1965. Sebab, film ini merupakan film dari sudut pandang pemerintah terkait tragedi 1965.
"Jadi sebenarnya tujuan memutar film ini apa? Kalau tujuannya hanya untuk membangkitkan kemarahan yang juga sebenarnya harus di cek, buat apa," kata Wakil Koordinator Bidang Advokasi Kontras Putri Kanesia di Unika Atma Jaya, Ahad, 17 September 2017.
Baca : PFN Tak Masalah Film G 30S PKI Diputar Lagi
Menurut Putri, pemerintah masih tidak memberikan ruang bagi korban tragedi 1965. Karenanya, terkait pemutaran itu, pemerintah juga harus memberikan kesempatan kepada korban untuk menjelaskan peristiwa sesuai versi mereka.
Masyarakat, kata Putri, memiliki hak untuk mengetahui peristiwa yang sebenarnya terkait dengan tragedi 1965. "Apakah betul peristiwa 1965 itu seperti yang tertera di dalam film atau sebenarnya itu sesuatu yang memang tidak rill dan fakta yang sebenarnya justru yang kita tunggu hari ini," ujarnya.
Baca : Anggota DPR Nilai Film Pengkhianatan G 30S PKI Ketinggalan Zaman
Selama ini, korban tragedi 1965 memegang stigma yang dicap pemerintah kepada mereka. Dia menambahkan mereka tidak dipersilahkan membela diri dan harus menerima stigma-stigma itu seumur hidup. "Itu tidak riil, itu tidak relevan, itu tidak adil buat korban," ucap dia.
Selain itu, dia menilai selama ini pemerintah telah melakukan pembodohan pada masyarakat soal tragedi 1965. Pemerintah hanya menyajikan sejarah dari perspektif pemerintah sendiri. "Begitu banyak orang-orang 1965 yang menulis buku terkait peristiwa ini, kemudian itu dibredel," kata Putri.
Film Pengkhianatan G 30 S PKI direncanakan kembali diputar bulan ini. TNI AD sebagai penyelenggara mengajak masyarakat menonton bersama film tersebut. Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Wuryanto mengatakan hal tersebut benar akan dilakukan namun belum menentukan tempat-tempat mana yang akan dijadikan lokasi pemutaran.
SYAFIUL HADI