TEMPO.CO, Kediri - Pemerintah membuka pengajuan pembiayaan pengembangan usaha pondok pesantren berbasis ekonomi kreatif. Pengurus pondok berharap bantuan itu bersifat konkret dan bukan lip service.
Asdiana, staff ahli Presiden Bidang Sinergitas Program dan Anggaran Antar Kementerian, Kantor Staf Presiden, mengatakan pemerintah membuka kesempatan kepada seluruh pondok pesantren, khususnya pondok Nahdlatul Ulama di Jawa Timur untuk mendapatkan bantuan langsung. "Bisa berupa modal kerja, pelatihan, ataupun peralatan," kata Asdiana di Kediri, Sabtu, 16 September 2017.
Pengajuan bantuan ini, menurut Asdiana, akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2018. Karena itu, para pengurus pondok diminta secepatnya mengajukan proposal kepada pemerintah sesuai potensi masing-masing. Program ini sekaligus menunjukkan keberpihakan Pemerintah Joko Widodo kepada pondok pesantren tsalaf maupun modern di Indonesia.
Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Kiai Ahmad Reza Zahid, berharap program ini bisa benar-benar dinikmati pondok pesantren. Saat ini banyak sekali potensi pondok pesantren tsalaf di Jawa Timur yang mengembangkan ekonomi kreatif secara mandiri di bidang pertanian, perkebunan, budidaya ternak, hingga kerajinan dan industri sarung dan kopyah. "Mereka berjuang sendiri menghidupi pondok," kata pria yang karib disapa Gus Reza itu.
Jika program bantuan dari pemerintah ini bisa dikucurkan, akan membantu peningkatan kapasitas mereka yang berujung pada peningkatan nilai tawar pondok. Dia menjamin kualitas dan kemampuan santri tak kalah dengan masyarakat umum jika mendapat pelatihan yang tepat.
Namun Gus Reza juga meminta agar pemerintah turut mendampingi pengelolaan modal tersebut agar tak mubazir. "Sebab pernah ada yang membantu gerobak makanan, malah dijual untuk kebutuhan pondok," kritik Gus Reza.
Perwakilan PT Astra Indonesia, Anton mengatakan program CSR perusahaannya berkomitmen memberi ruang khusus kepada pondok pesantren untuk maju. Hingga kini program tersebut telah menjaring ribuan mitra dan tenaga kerja di Indonesia.
HARI TRI WASONO