INFO NASIONAL - Masalah defisit rumah (backlog) terus jadi penanganan Pemerintah. Presiden Jokowi mengatakan angka backlog itu amat besar dan harus ditekan. Pemerintah ingin mengurangi backlog yang saat ini berada di posisi 11,4 juta unit.
Jokowi menyatakan bentuk keseriusan pemerintah mengurangi angka backlog salah satunya dengan mengucurkan subsidi sebesar Rp 74 triliun untuk belanja perumahan, selama 2015-2019. Selain itu ada juga Subsidi Selisih Bunga (SSB) sebesar tujuh persen. Sejumlah indikator perekonomian nasional pada tahun ini mulai kembali bergairah, seiring dengan sinergi yang dilakukan seluruh pemangku kepentingan terkait. Meski demikian, Indonesia masih harus menghadapi fakta bahwa tidak seluruh masyarakat bisa mendapatkan rumah layak huni.
Hal itu dikemukakan Chief Executive Officer Lippo Group James Riady dalam sebuah diskusi, yang dihelat di Raffles Jakarta, Ciputra World I, Senin 11 September 2017. James memandang, ada beberapa alasan yang menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan perumahan. “Semua indikator makro menguat, tetapi kita bisa lihat kebutuhan makin besar. Di Indonesia, defisit rumah mencapai 11 juta. Ada 11 juta yang ingin beli rumah, tetapi harga tidak terjangkau,” kata James.
Lippo Group kini tengah mengembangkan sebuah kota terpadu berskala internasional bernama Meikarta. Proyek yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, ini diperkirakan menelan biaya investasi mencapai ratusan triliun rupiah dan diharapkan mampu menampung dua juta penduduk. “Maka kami bangun (Meikarta) ke arah Timur. Di sana ada 9,6 juta penduduk,” katanya.
Meikarta, ikut menyediakan perumahan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dengan standar internasional. Lippo Group berharap, jejaknya bisa diikuti dengan pengembang-pengembang lainnya. James berharap bisa ada 100 pengembang seperti Meikarta, yang membangun untuk menyelesaikan defisit perumahan. “Saya lihat, kenapa negara lain properti booming, Indonesia tidak. Saya dapat jawaban, karena orang-orang seperti pak Ciputra dan pak Mochtar (Riady) tidak lagi terjun. Sekarang sudah saatnya kita terjun, berani ambil visi dan risiko lebih besar,” tegasnya.
James pun mengaku siap mengambil risiko atas pembangunan kota yang nantinya dikelilingi enam infrastruktur strategis pemerintah tersebut. Meikarta, ditegaskannya, siap membantu pemerintah dalam mengatasi ketertinggalan ketersediaan hunian (backlog) yang layak bagi masyarakat.(*)