TEMPO.CO, Surabaya - Tri Rismaharini yakin Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri akan menghormati keputusannya menolak dicalonkan menjadi gubernur Jawa Timur. “Biasanya kalau saya bilang enggak, Ibu akan diam,” kata Wali Kota Surabaya itu bercerita dalam pertemuan dengan para pemimpin media massa di rumah dinasnya di Surabaya, Rabu, 13 September 2017.
Menurut Risma, Mega tidak pernah memaksakan kehendak kepadanya meski ia diharapkan bersedia dicalonkan. “Ibu sangat menghormati (saya).” Begitu pun ketika Risma memutuskan untuk tetap di Surabaya. Ia mengaku tidak pernah menyanggupi Mega untuk menjadi gubernur.
Baca:Cerita Risma Mengapa Tak Kepincut Maju Pilkada Jawa Timur
Bagi Risma, menjadi Gubernur Jawa Timur adalah tugas yang berat. Kalau saja dia bersedia menjadi gubernur ia akan memilih menjadi gubernur DKI Jakarta. “Nggone cedhak (tempatnya dekat),” kata Risma. Ia membandingkan medan DKI Jakarta dengan Jawa Timur yang dianggapnya lebih berat.
Jika menjadi gubernur Jawa timur, kata Risma, ia harus datang ke semua wilayah kerjanya yang terasa jauh. “Ke Banyuwangi, ke Pacitan, ke Pulau Sapudi… coba…” Ia mengaku membayangkannya saja tidak sanggup. Padahal, “Saya nggak bisa kalau nggak lihat.”
Risma bercerita, ia tak kenal waktu jika bekerja. Ia kerap memulai kerja lapangan sebelum pukul 05.30. Koordinasi dengan jajarannya pagi hari sejak sebelum jam kantor dimulai. “Bagaimana mungkin saya harus ke sana (daerah kerja se-Jawa Timur)?”
Baca juga:Diisukan Bakal Masuk Kabinet Jokowi, Begini Reaksi ...
Seorang wartawan berseloroh, dengan mengusulkan memasang kamera pengintai. “Bagaimana mungkin pasang CCTV di atas gunung?” Risma menjawab disambut gelak tawa hadirin.
Untuk membangun Surabaya, ia mengaku bekerja habis-habisan. “Kepala jadi kaki, kaki jadi kepala.” Karena itu, ujar Risma, jabatan Gubernur Jawa Timur terlalu berat baginya. “Berat…berat itu…” kata dia berkali-kali. Menjadi gubernur bukan sekedar soal kekuasaan, tapi berkenaan dengan tanggung jawab.
Jika ia menerimanya, ia akan dimintai pertanggungjawaban. “Jadi, saya tidak berani.”
Sejumlah nama disebut-sebut akan meramaikan bursa gubernur Jawa Timur. Di antaranya adalah Syaifullah Yusuf yang kini menjabat Wakil Gubernur inkumben dan Khofifah Indarparawansa yang menjabat Menteri Sosial.
ENDRI KURNIAWATI