TEMPO.CO, Jakarta - Produksi Film Negara (PFN) beraudiensi dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto terkait produksi film nasional. PFN menawarkan produksi film dengan tema nilai-nilai nasionalisme.
"Pak Menteri memang menyambut baik gagasan itu," ujar Direktur Komersial dan Operasi PFN Elprisdat M. Zen di Kemenko Polhukam Kamis, 14 September 2017.
Elprisdat mengatakan film yang dia usulkan adalah film dengan pesan-pesan keberagaman, demokrasi dan nasionalisme. Produksi film dengan tema-tema seperti itu, kata dia, mengingat posisi pemerintah dalam konteks pertahanan budaya. "Jadi nilai-nilai semacam itulah yang kita usulkan," kata dia.
Baca: Film Banda The Dark Forgotten Trail Batal Tayang di Ambon
Menurut Elprisdat film menjadi salah satu konten pertahanan budaya karena memiliki daya tarik lebih kepada publik. Film, kata dia, tidak seperti berita. Film memiliki kedalaman agar orang lebih paham dan menginspirasi. "Sifatnya lebih dalam daripada informasi, kita menganggap film relevan," ujar dia.
Dewan pengawas PFN, Mutiara Sani, berujar film yang sedang dirancang ini berbeda dengan film-film yang diproduksi oleh PFN sebelumnya. Cerita yang akan diangkat bergaya drama sehingga lebih mudah dicerna oleh kaum muda. "Yang jelas drama, tapi belum kami tetapkan," ucap dia.
Simak: Film Kartini Berkompetisi di Eurasia International Film Festival
Mutiara mengatakan akan ada beberapa film layar lebar yang diproduksi. Dia juga menjelaskan akan ada rapat-rapat lanjutan dengan Wiranto untuk membahas film ini. "Rencana kami (buat) tiga film," ujarnya.
Elprisdat mengimbuhkan, pembuatan film itu akan melibatkan sineas-sineas muda. "Mudah-mudahan di awal tahun depan kami sudah bisa jalan kalau paperwork dan format kerja sama dan lain-lainnya bisa selesai tahun ini," kata Elprisdat.
Elprisdat mengatakan Wiranto menyambut baik gagasan tersebut karena karena sejalan dengan Nawacita dan Revolusi Mental yang didengungkan pemerintahan Joko Widodo. "Jadi secara ide ini sama, tinggal sekarang teknisnya bagaimana film ini bisa dijalankan," katanya.
SYAFIUL HADI