TEMPO.CO, Lumajang - Muhammad Ridwan, 25 tahun, mahasiswa semester akhir Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya tewas di jalur pendakian puncak Mahameru Gunung Semeru, Rabu, 13 September 2017. Mahasiswa Fakultas Teknik Industri yang tengah mengerjakan tugas akhir itu tertimpa batu di jalur pendakian puncak gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini.
Jenazah korban tiba di Rumah Sakit Umum Dr Haryoto Lumajang pada Rabu sekitar pukul 17.00. Sejumlah kerabat korban telah menanti untuk mengurus jenazah korban. Beberapa relawan yang melakukan evakuasi juga berkumpul di ruang jenazah. Korban adalah anak dari pasangan Jasman dan Nonon Sri Widoharuni.
Baca: Sempat Hilang karena Badai, Tiga Pendaki Semeru Akhirnya Selamat
Informasi yang diperoleh Tempo menyebutkan kronologi kejadian itu berawal ketika Ridwan mendaki puncak Mahameru pada Selasa dinihari, 12 September 2017. Korban mengantar rombongan pendaki yang berangkat dari Surabaya. Pada Selasa pagi sekitar pukul 09.00, terjadi longsor. Korban saat itu sedang turun dari puncak. Korban pun tertimpa bongkahan batu.
Laporan kejadian baru diterima Pos Ranupane pada Selasa malam. Pada Rabu pagi, tim penyelamat menjemput jenazah korban. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Lumajang Ajun Komisaris Roy A. Prawirosastro mengatakan korban meninggal karena luka-luka di bagian pelipis dan dada. "Pelipis pecah diduga (akibat) tertimpa batu," katanya.
Simak: Pendaki Asal Jakarta Meninggal di Gunung Semeru
Ninik, kerabat korban, membenarkan Ridwan mahasiswa ITS. Menurut dia, korban adalah anak yang pintar. Jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka Kelurahan Kemayoran, Krembangan, Surabaya. "Kasihan, dia tinggal mengerjakan tugas akhir saja," ujar Ninik.
DAVID PRIYASIDHARTA