INFO JABAR - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menginginkan petani di Indonesia berkorporasi agar mendapatkan keuntungan besar dari hasil produk pertanian dan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan petani. Saat ini, petani masih berkutat pada sektor budi daya, padahal keuntungan terbesar adalah agrobisnis.
"Keuntungan besar itu ada pada proses agrobisnisnya, bukan pada budi daya. Paradigma inilah yang harus diubah dan menjadi fokus kita ke depan," kata Jokowi saat menyampaikan orasi dalam sidang terbuka Dies Natalis Institut Pertanian Bogor (IPB) ke-54 di Graha Widya Wisuda IPB, Bogor, Rabu, 6 September 2014.
Baca Juga:
Jokowi mencontohkan PT Badan Usaha Milik Rakyat Pangan (BUMR Pangan) yang ada di Desa Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, berhasil menyejahterakan 1.253 petani untuk bergabung di perusahaan tersebut. "Minggu lalu, saya ke Sukabumi. Saya ingin mencari apakah sudah ada korporasi petani. Ternyata ada namanya PT BUMR Pangan. Ini adalah korporasi petani yang dikorporasikan antara petani-petani yang ada, bukan tanah-tanah yang ada," ucapnya.
Jokowi mengatakan ada empat program unggulan yang dimiliki perusahaan tersebut. Pertama, pemberian pinjaman tanpa bunga kepada petani yang sudah menjadi anggota. Kedua, dibayarnya panen gabah kering panen (GKP). Ketiga, pendampingan petani. Keempat, asuransi gagal panen (puso). "Saya sangat menghargai cara-cara modern mengkorporasikan petani seperti itu. Saya kira petani kita harus mencontohnya. Kalau di Sukabumi bisa, kenapa di daerah lain tidak bisa," ujarnya.
Jokowi optimistis IPB mampu menyiapkan petani ke arah itu dan membuat aplikasi-aplikasi modern pertanian. "Aplikasi-aplikasi yang modern harus disiapkan. Bagaimana memberikan drone, google earth, pakai semuanya. Tanpa itu sulit rasanya kita bersaing dengan negara-negara lain," tuturnya.
Baca Juga:
Dalam Dies Natalis IPB ke-54 yang dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nassir, juga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan , Jokowi berpesan agar IPB terus berkerja sama dengan pemerintah untuk melahirkan inovasi baru. "Terus turun ke lapangan membantu mewujudkan kemandirian petani Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani. Selamat hari lahir IPB yang ke-54," katanya.
Rektor IPB Herry Suhardiyanto berharap Dies Natalis IPB ke-54 ini, para pemangku kebijakan menempatkan isu pertanian dan pangan sebagai fokus bersama demi terwujudnya kemajuan bangsa. "Kami siap melahirkan ide, karya, dan inovasi dalam upaya mengembangkan pertanian Indonesia," ujarnya.
IPB, kata Herry, dituntut memberikan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi bangsa, khususnya di bidang pertanian. Karena itu, IPB telah menetapkan agenda riset yang meliputi pangan, energi, ekologi, penanggulangan kemiskinan, juga biomedis.
"IPB selalu berkomitmen menghasilkan inovasi yang berguna karena inovasi terbukti menjadi penggerak perekonomian di banyak negara," tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Rektor IPB menyerahkan benih bibit padi unggul jenis IPB3S kepada Gubernur Jawa Barat, Gubernur Aceh, Bupati Banggai, serta Bupati Merauke yang akan dikembangkan di daerah masing-masing. Benih padi unggulan yang sulit diserang hama dan hemat air ini merupakan hasil inovasi mahasiswa IPB. (*)