TEMPO.CO, Jakarta - Sultan Palembang Darussalam, Raden Haji Muhammad Syafei Diradja Bin Raden Haji Abdul Hamid atau Sultan Mahmud Badaruddin III Prabu Diradja meninggal dunia usia 67 tahun. Sultan menghembuskan nafas terakhir tadi malam, Kamis 21.35 di Rumah Sakit RK Charitas Palembang, Sumatera Utara.
“Sultan mangkat setelah 14 tahun menjabat di Kesultanan,” kata Pangeran Surya Kemas A. R. Panji, Jumat, 8 September 2017. Sultan yang pensiunan polisi berpangkat komisaris besar itu dinobatkan sejak 3 Maret 2003 menggantikan Sultan Mahmud Badaruddin II yang namanya diabadikan sebagai nama bandar udara Palembang dan fotonya terpampang di uang kertas.
Baca:
Rambut Presiden Jokowi Berantakan, Ibu Negara Gelisah
Rambut Jokowi Berantakan, Warganet: Itu Rambut Gak ...
Jenazah Sultan kini sudah berada dirumah duka Jalan Sultan Muhammad Mansyur, Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I Palembang. Jenazah akan disalatkan di Masjid Agung Palembang. Keluarga kesultanan memutuskan akan memakamkannya di komplek Pemakaman Raja-raja Palembang Kawah Tekurep selepas salat Jumat.
Sultan Mgs Syaiful Padli, keluarga Kesultanan Palembang menjelaskan Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) III Prabu Diradja meninggalkan seorang istri, tiga anak, dan 13 cucu.
Baca juga:
Soal OTT Bengkulu, MA Periksa Ketua PN Bengkulu
Suciwati Akan Ajukan Peninjauan Kembali Perkara Munir
Sebelumnya, almarhum tampak segar saat menghadiri Haul Ki HA Malik Tadjuddin ke-17 dan peresmian laboratorium komputer SMP/SMA NU Palembang, Jalan Jenderal A Yani Plaju, Palembang. Saiful mengatakan Sultan kelahiran 28 Januari 1950 ini dikenal berkepribadian sederhana.
Karakternya agak pendiam. Namun Sultan selalu konsisten dalam menyikapi suatu masalah apapun tentang budaya dan sejarah bangsa, terutama mengenai sejarah Kesultanan Palembang. "Kami dari Zuriah Palembang merasa kehilangan," kata Syaiful.
PARLIZA HENDRAWAN