Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bergabungnya Yogya dengan NKRI Diperingati di Pendapa Gamelan

image-gnews
Sri Sultan Hamengku Buwono X berbincang dengan sejumlah tamu undangan usai acara peresmian patung Sri Sultan Hamengku Buwono IX di Bangsal Kesatrian, Komplek Keraton Yogyakarta, 9 Februari 2016. Sebelumnya, patung setinggi dua meter ini berada di rumah warga Jalan Batikan No.665, Kelurahan Wirogunan, Yogyakarta dengan kondisi kurang terawat. TEMPO/Pius Erlangga
Sri Sultan Hamengku Buwono X berbincang dengan sejumlah tamu undangan usai acara peresmian patung Sri Sultan Hamengku Buwono IX di Bangsal Kesatrian, Komplek Keraton Yogyakarta, 9 Februari 2016. Sebelumnya, patung setinggi dua meter ini berada di rumah warga Jalan Batikan No.665, Kelurahan Wirogunan, Yogyakarta dengan kondisi kurang terawat. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah tokoh hadir dalam peringatan bergabungnya Yogyakarta dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang digelar di situs bangunan sejarah Pendapa Gamelan, Kelurahan Panembahan Kecamatan Keraton Yogyakarta, Selasa petang 5 September 2017.

Mereka antara lain mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, putri sulung Raja Keraton Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi, dan pelukis kenamaan asal Yogya Nasirun.

Mahfud MD menuturkan peristiwa bergabungnya Yogya dengan NKRI atau yang dikenal dengan Amanat 5 September 1945 menjadi bagian mozaik penting dalam sejarah terbentuknya NKRI.

"Karena saat itu Yogya sebenarnya sangat bisa menjadi negara sendiri, dan Belanda bersedia membantu membesarkan Yogya sebagai negara," ujar Mahfud. Namun Raja Keraton saat itu Sri Sultan HB IX dan Raja Kadipaten Puro Pakualam Sri Paduka Pakualam VIII menolak tawaran dari Belanda.

Kedua pemimpin itu justru bersama-sama mengeluarkan pernyataan yang dikenal sebagai Amanat 5 September 1945 yang menyatakan bahwa Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman menjadi bagian dari Republik Indonesia. Yogya pun akhirnya menjadi wilayah pertama yang bergabung menjadi bagian NKRI yang kemudian disusul wilayah lainnya.

"Mau bergabungnya Yogya sebagai bagian NKRI saat itu menjadi hal yang luar biasa," ujar Mahfud.

Bergabungnya dua entitas kerajaan di Yogya yang jauh sebelumnya telah memiliki kedaulatan politik dan keberadaannya diakui dunia internasional itu dinilai berdampak sangat penting bagi keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru saja diproklamirkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sehingga atas dasar amanat 5 September 1945 itu Presiden Sukarno mengeluarkan Piagam Kedudukan yang berisikan pengakuan Negara atas hak _privelege_ atau status keistimewaan bagi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam peringatan itu pelukis Nasirun menyerahkan sebuah lukisan yang dibuatnya spontan saat acara itu berlangsung kepada putri sulung Sultan HB X, GKR Mangkubumi. Lukisan Nasirun itu seperti terbagi dua bidang.

Bagian atas berupa potongan mirip plakat berisa barisan kalimat Amanat 5 September 1945. Di bawah plakat itu, leleran cat merah seperti darah bercampur leleran warna putih mengalir deras tak beraturan.

Penggagas acara itu, Widihasta Wasana Putra mengatakan peringatan 5 September 1945 sengaja digelar di Pendapa Gamelan karena bangunan cagar budaya itu memiliki nilai sejarah pada masa kemerdekaan Indonesia.

Pada masa revolusi kemerdekaan tahun 1945 - 1949, Pendapa Gamelan itu sempat digunakan untuk warung makan Sate "Puas" sebagai kedok markas atau tempat berkumpul para pejuang gerilyawan. Sultan HB IX pun terekam pernah menyambangi pendapa yang letaknya di timur Keraton Yogya itu.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

15 hari lalu

Prajurit Keraton Yogyakarta mengawal arak-arakan gunungan Grebeg Syawal di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 18 Juli 2015. Sebanyak enam buah gunungan diarak dalam acara ini. TEMPO/Pius Erlangga
269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.


Film 1 CM Diperanakan 32 Anak Medan untuk Edukasi tentang Nasionalisme

15 hari lalu

Poster film 1 CM. Foto: Lima Puluh Sembilan Vision.
Film 1 CM Diperanakan 32 Anak Medan untuk Edukasi tentang Nasionalisme

Berisi tentang pesan-pesan nasionalisme, 1 CM menjadi film dengan alur cerita yang fresh, dan diperankan 32 anak-anak dari Medan, Sumatera Utara.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

16 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

31 hari lalu

Tradisi Ngapem Ruwahan digelar warga di Yogya sambut Ramadan. (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.


Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

46 hari lalu

Serah terima uborampe atau sesaji mengawali Tradisi Labuhan Merapi di Kecamatan Cangkringan Sleman Minggu (11/2). Dok. Istimewa
Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam


Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

47 hari lalu

Wisatawan berkunjung di kawasan Taman Sari, Yogyakarta, Minggu 25 Desember 2022. Kawasan Taman Sari yang dulunya sebagai tempat peristirahatan bagi Raja Keraton Yogyakarta tersebut ramai dikunjungi wisatawan saat libur Natal 2022. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyasyah
Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

Dua abad lalu, Keraton Yogyakarta pernah dijarah tentara Inggris, tapi keraton tidak hancur dan mash bertahan sampai saat ini.


Momen Alam Ganjar Bareng Cucu Sultan HB X Berwisata Keliling Keraton Yogyakarta

51 hari lalu

Putra capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo, Alam Ganjar menyambangi Keraton Yogyakarta Selasa 6 Februari 2024. TEMPO| Pribadi Wicaksono.
Momen Alam Ganjar Bareng Cucu Sultan HB X Berwisata Keliling Keraton Yogyakarta

Alam Ganjar menuturkan lawatan ke Keraton Yogyakarta ini menjadi kunjungannya kembali setelah sekian lama tak menyambanginya.


Jokowi Bertemu Sultan HB X, Ganjar Bilang Semoga Dapat Pesan Indonesia Harus Dikelola dengan Baik

28 Januari 2024

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat menghadiri Hajatan Rakyat Cirebon di Stadion Bima, Kota Cirebon, Jawa Barat, Sabtu 27 Januari 2024. ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas
Jokowi Bertemu Sultan HB X, Ganjar Bilang Semoga Dapat Pesan Indonesia Harus Dikelola dengan Baik

Ganjar Pranowo tidak mempersoalkan pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X.


Beda dengan Para Capres, Jokowi Ditemui Sultan HB X di Keraton Yogya

28 Januari 2024

Pintu gerbang Keraton Kilen Yogyakarta ditutup saat Presiden Jokowi bertemu Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Keraton Kilen Yogyakarta Minggu (28/1). Tempo/Pribadi Wicaksono
Beda dengan Para Capres, Jokowi Ditemui Sultan HB X di Keraton Yogya

Jokowi ditemui Sultan HB X di kediaman Sultan di Keraton Kilen Yogyakarta.