TEMPO.CO, Semarang - Polri mengumpulkan tiga pimpinan kepolisian daerah menjelang digelarnya Aksi Bela Rohingya yang rencananya akan digelar di Magelang, Jawa Tengah. Tiga pimpinan Polda yang berkumpul di Semarang itu adalah Kapolda Jawa Tengah, Irjen Condro Kirono, Kapolda DIY, Brigjen Ahmad Dofiri dan Wakapolda Jawa Timur Brigjen Awan Samodra.
Turut serta dalam rapat korodinasi pimpinan Polda itu, Asisten Operasi Kepala Kepolisian RI, Inspektur Jenderal M. Iriawan. “Ini untuk menyamakan persepsi terkait pengerahan masa di Borobudur,” kata M Iriawan, usai rapat dengan petinggi Polda di Semarang, Selasa 5 September 2017.
Baca juga: Aksi Peduli Rohingya Akan Digelar di Masjid Dekat Borobudur
Mantan Kepala Polda Metro Jaya itu merahasiakan strategi pengamanan aksi peduli Rohingya yang awalnya hendak digelar di komplek Candi Borobudur. Aksi yang kemudian dipindah ke Masjid Agung Magelang itu akan dihadapi dengan pengerahan pasukan untuk pengamanan. “Strategis tidak bisa disebutkan, kosumsi internal,” kata Irawan.
Rapat tiga pimpinan polda bersama Iriawan itu mengeluarkan keputusan agar aksi solidaritas peduli Rohingya dilakukan di daerah masing-masing. “Kami meminta agar anggota ormas dan masyarakat kelompok lain mengurungkan aksi di Candi Borobudur,” katanya.
Baca juga: Aksi Solidaritas Rohingya di Borobudur, Peserta Janji Tak Merusak
Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono, menetapkan Kabupaten Magelang dalam status siaga satu selama tiga hari sejak tanggal 7 hingga 9 September 2017. Keputusan itu dilakukan untuk menjaga Candi Borobudur dari aksi solidaritas peduli Rohingya oleh masyarakat Jawa Tengah. “Polda Jateng siaga satu mulai Kamis, Jum’at , Sabtu,” kata Condro Kirono.
Condro menyebutkan siaga satu itu untuk mencegah peserta aksi tak masuk kawasan komplek candi yang telah dinyatakan sebagai obyek vital. “Borobudur situs keajaiban dunia yang ditetapkan sebagai obyek vital,” kata Condro.
Baca juga: Ketua PBNU Said Aqil Imbau Nahdliyin Tak Ikut Aksi di Borobudur
Ia menjelaskan siaga satu yang ditetapkan itu diimbangi dengan pengerahan 22 Satuan Setingkat Kompi (SSK) oleh anggota polisi dan bantuan 3 SSK dari TNI. Upaya itu untuk menjaga kawasan Borobudur yang banyak digunakan untuk aktivitas publik yang tak hanya dari sektor pariwisata, namun juga perputaran ekonomi.
Menurut dia pengamanan itu menjamin para peserta aksi yang beralih ke Masjid An Nur atau masjid agung Magelang tak bisa masuk ke kawasan ring satu Borobudur. “Kami sudah menjaga di kawasan Candi di ring dua,” kata Condro menjelaskan.
Baca juga: Aksi Bela Rohingya, Muhammadiyah: Tak Ada Laskar Islam di Klaten
Kepada wartawan Condro menyatakan sudah meminta semua Kapolres di Jawa Tengah agar aksi solidaritas untuk Rohingya di negara Myanmar dilakukan di masing-masing masjid agung Kabupaten dan Kota. Langkah itu dilakukan berkoordinasi dengan kepala daerah masing-masing. “Semua memberikan pemahaman tentang efektivitas aksi , juga melibatkan tokoh dan ulama di daerah,” katanya.
EDI FAISOL