TEMPO.CO, Jakarta- - Kosta Rika mendukung Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB). Dukungan itu disampaikan langsung Menteri Luar Negeri Kosta Rika, Manuel Antonio Gonzales Sans kepada Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di Gedung Pancasila, Jakarta, kemarin.
"Indonesia menghargai dukungan Kosta Rika atas pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2019-2010," kata Menlu RI dalam konferensi pers bersama usai pertemuan.
Menlu Gonzales mengungkapkan kedua negara banyak memiliki kesamaan posisi dalam menanggapi isu-isu global seperti isu perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan. "Kami juga menghargai kepemimpinn Indonesia di ASEAN," kata Gonzales.
Lawatan Gonzales kali ini juga bertujuan untuk meresmikan kedutaan besar Kosta Rika di Jakarta. Niat untuk membuka kedutaan bertepatan dengan 32 tahun hubungan diplomatik kedua negara telah disampaikan Kosta Rika saat Menlu RI menghadiri SEALAC di San Jose pada 2015 lalu. "Saya bahagia dapat merealisasikannya," kata Gonzales.
Menurut Retno, Kedubes Kosta Rika merupakan perwakilan negara sahabat ke-104 di Jakarta, dan yang ke-12 untuk negara-negara Amerika Selatan dan Karibia. ""Kehadiran Kedubes Kosta Rika semakin mengukuhkan Jakarta sebagai Ibukota ASEAN," kata Retno dalam jumpa pers bersama.
Baca Juga:
Dalam pertemuan bilateral, kedua negara juga membahas kerja sama di bidang perdagangan. Meski nilainya belum besar, trend kenaikan perdagangan bilateral mencapai dua kali lipat pada 2016 dibandingkan pada 2015. Yakni sebesar US$ 59,6 juta pada 2016 dari US$ 30,2 juta pada 2015.
Di bidang pendidikan kedua negara sepakat untuk meningkatkan pertukaran pelajar. "Saat ini sudah ada delapan anak muda Kosta Rika yang menggunakan beasiswa yang ditawarkan Indonesia," kata Menlu Retno.
Selain itu, kerja sama lain yang potensial dikembangkan adalah di bidang energi terbarukan. Di Kosta Rika, hampir 100 persen energi menggunakan hidro dan geothermal. Di bidang infrastruktur, Indonesia menawarkan PT INKA untuk membangun jaringan rel di Kosta Rika. Kerja di bidang pengelolaan risiko bencana juga menjadi salah satu yang potensial dikembangkan.
Pada kesempatan jumpa pers, Menlu Gonzales juga menyampaikan kecaman terhadap uji coba nuklir Korea Utara. "Kosta Rika mengecam sekeras-kerasnya aksi provokatif Korea Utara, yang tidak hanya membahayakan Semenanjung Korea, tetapi juga keamanan global," kata Gonzales.
NATALIA SANTI