TEMPO.CO, Jakarta - Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, telah melewati 140 hari. Namun hingga kini polisi belum juga menemukan pelakunya. Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto mengatakan tetap optimistis kasus ini akan terungkap.
"Kami harus optimistis. Seperti apa yang disampaikan Pak Kapolri bahwa kasus hit and run ini relatif. Kalau dibilang sulit, ya, sulit,” katanya seusai salat Idul Adha di Lapangan Bhayangkari, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 1 September 2017.
Menurut Ari, penyidik masih terus mencari keterangan dan bukti terkait dengan penyerangan terhadap Novel. “Untuk sementara, yang mengarah langsung itu belum bisa didapatkan,” ujarnya.
Baca juga: Ungkap Sosok Jenderal, Ini Syarat yang Diminta Novel Baswedan
Novel diserang orang tidak dikenal saat perjalanan pulang seusai salat subuh di masjid dekat rumahnya pada Selasa, 11 April 2017. Ia disiram dengan air keras sehingga kedua mata dan wajahnya terluka. Novel kemudian diterbangkan ke Singapura guna menjalani pengobatan. Hingga kini, dia masih berada di sana.
Baca juga: Ada Tiga Sketsa Wajah Penyerang Novel Baswedan
Untuk mengusut kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan, kepolisian juga membentuk tim gabungan dengan KPK. “Kan warga kita juga. Supaya tidak ada perasaan kok belum jalan atau apa. Kalau sama-sama gitu, tingkat kesulitan dan persoalannya kan bisa dirasakan sama-sama. Bahwa kita sungguh-sungguh mengungkap kasus itu,” ucapnya.
ANDITA RAHMA