TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Asrorun Niam Sholeh mengatakan ibadah wukuf di Arafah harus bisa memancarkan semangat anti-hoax, anti-ujaran kebencian, dan senantiasa menjalani kehidupan secara beradab, baik di dunia nyata maupun maya.
Asrorun juga mengatakan, dalam khotbahnya saat wukuf di Arafah, Nabi Muhammad SAW pernah menekankan betapa pentingnya menjaga kehormatan setiap jiwa dan properti manusia. Nabi mengatakan Allah mengharamkan pertumpahan darah, saling caci, dan saling hina dengan alasan apa pun.
Baca: 204 Ribu Calon Haji Asal Indonesia Tiba di Arafah untuk Wukuf
"Jauh-jauh hari, Allah SWT sudah memerintahkan untuk selalu berbaik sangka dan mengingatkan kita agar menjauhi prasangka buruk," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 31 Agustus 2017.
Asrorun menyampaikan semua bentuk penyebaran hoax sebagai industri, yang diorganisasi dengan baik untuk tujuan ekonomi ataupun tidak, merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan.
Simak pula: Panas di Arab Capai 50 Derajat, 68 Calon Haji Indonesia Tumbang
Jika dibiarkan, menurutnya, penyebaran hoax dapat menyebabkan perselisihan yang berujung konflik dan perpecahan bangsa.
"Revolusi mental harus dimulai dari kemampuan mengendalikan diri, bersikap adil, dan selalu memilih kata-kata yang baik dalam menyampaikan pandangan," ujarnya terkait dengan salah satu makna ibadah wukuf di Arafah.
ADAM PRIREZA