TEMPO.CO, Jakarta - Ketua RT 002/06, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Wagino mengatakan, warganya Muhammad Abdullah Harsono yang ditangkap polisi terkait komplotan penyedia jasa ujaran kebencian Saracen dikenal tertutup di lingkungan tempat tinggalnya. Namun Harsono lebih aktif berkegiatan di luar. "Kami tidak tahu apa kegiatannya di luar," kata Wagino, Kamis, 31 Agustus 2017.
Wagino mengaku tidak begitu mengenal Harsono meskipun bertetangga dekat. Sebab, kata dia, Harsono lebih aktif berkegiatan di luar. "Biasanya pergi pagi pulang malam, jadi jarang bertemu," tuturnya.
Baca Juga:
Meski demikian, Harsono selalu membaur dengan masyarakat bila ada kegiatan gotong royong di lingkungan tempat tinggalnya. Namun tidak ada hal aneh yang dibicarakan bila bersama warga lainnya. "Kalau ngobrol biasa aja, tidak ada yang aneh-aneh," ujarnya.
Baca: Ternyata Ini Alasan Kominfo Tak Blokir Akun Sarace
Menurut Wagino, keluarga Harsono merupakan orang lama di Jalan Bawal, Kelurahan Rejosari, Pekanbaru. Keluarganya cukup dikenal lantaran memiliki banyak rumah kontrakan dan pernah mewakafkan tanah untuk pembangunan masjid. "Dia kelahiran Pekanbaru," ujarnya.
Sehari-hari, Harsono tinggal bersama istri dan dua orang anak serta ibunya. Pasca penangkapan subuh kemarin, ibu Harsono mengalami sakit. "Kesehatannya menurun, mungkin shock," ujarnya.
Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Polri menangkap Muhammad Abdullah Harsono terkait komplotan penyedia jasa ujaran kebencian Saracen. Harsono ditangkap di rumahnya Jalan Bawal, No 31, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru. Rabu, 30 Agustus 2017, pukul 06.00 pagi.
Wagino mengaku tidak tahu persis perkara yang menjerat Harsono. Namun, kata dia, informasi yang diperoleh dari polisi, penangkapan Harsono terkait dengan provokasi di laman Facebook. "Kalau terkait dengan Saracen saya belum tahu, yang jelas polisi memperlihatkan konten Facebook beliau," ujarnya.
Baca: Saracen Punya 800 Ribu Akun Media Sosial, Berikut Aktivitasnya
Adik Harsono, Rio sempat keluar rumah dan melarang wartawan mengambil gambar rumahnya. Namun Rio enggan berkomentar terkait kasus yang menjerat kakaknya itu. "Saya tidak mau komenter, biarkan orang berkata apa di luar sana," ujarnya.
Foto Harsono bersama tersangka kasus ujaran kebencian, Jasriadi, sempat menyebar luas di media sosial. Harsono disebut-sebut sebagai bagian dari pendiri kelompok Saracen.
Sedangkan Jasriadi berperan sebagai perekrut anggota. Dia membuat unggahan yang bersifat provokatif untuk menarik minat netizen bergabung dengan akun-akun Saracen, terutama isu SARA sesuai dengan perkembangan tren media sosial.
RIYAN NOFITRA