Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Petugas Taman Nasional Tangkap Mandor Pembunuh Harimau Sumatera

image-gnews
Tim dokter BKSDA Provinsi Bengkulu melakukan pengobatan terhadap harimau Sumatera bernama Giring yang mengalami luka lecet disekujur tubuh akibat berada di kandang terlalu kecil. TEMPO/Phesi Ester Julikawati
Tim dokter BKSDA Provinsi Bengkulu melakukan pengobatan terhadap harimau Sumatera bernama Giring yang mengalami luka lecet disekujur tubuh akibat berada di kandang terlalu kecil. TEMPO/Phesi Ester Julikawati
Iklan

TEMPO.CO, Medan -- Tim Patroli Pengamanan Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Leuser Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) menangkap seorang pemburu harimau Sumatera  (Panthera tigris sumatrae) di Dusun Sumber Waras, Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Ahad kemarin.

Operasi penangkapan pemburu harimau Sumatera dilakukan berkat informasi masyarakat kepada petugas BBTNGL di sekitar perkebunan sawit milik PT Mutiara di Kecamatan Batang Serangan. Kepala BBTNGL Misran menuturkan pelaku perburuan harimau Sumatera bernama IS alias M, warga Batang Serangan yang sehari-hari bekerja sebagai mandor di PT Mutiara.

Baca: Klinik untuk Harimau Sumatera Dibangun di Bengkulu

Praktek perburuan dan perdagangan harimau Sumatera yang dilakukan  M, menurut Misran, sudah tiga kali. "Dari pengakuan  M dia sudah tiga kali menjerat harimau Sumatera." kata Misran, Senin, 28 Agustus 2017.

Saat ditangkap, ujar Misran, M sedang membopong harimau betina dengan panjang 1.9 meter dan tinggi 86 sentimeter dalam kondisi sudah tidak bernyawa lagi. Pelaku ditangkap, ujar Misran, setelah ada  informasi dari masyakarat bahwa akan ada transaksi penjualan harimau. "Berbekal informasi itu kami segera melakukan penyelidikan dan mengintai keberadaan pelaku. Tim patroli langsung menyisir ke lokasi di sekitar kawasan TNGL," tutur Misran.

Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Stabat, Ardi Andono, mengatakan modus perburuan harimau oleh tersangka tergolong baru. Umumnya pemburu hanya memasang jerat menggunakan 1 tali baja atau sling dan sering melukai bagian kaki hewan buruanya.

Simak: Kematian Harimau Sumatera Diselidiki, Kuburannya Digali Lagi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kalau jerat yang dipasang M menggunakan tali baja ganda (double sling) yang diukur sesuai ukuran tubuh harimau. Sebelum memasang jerat, pelaku melakukan observasi dahulu di lokasi yang diyakini menjadi perlintasan harimau. Setalah itu, jerat dipasang agak rapat. Satu lokasi biasa dipasang sekitar 200 jerat,"ujarnya.

Dari pengakuannya, pelaku sudah tiga kali menjerat harimau Sumatera dari dalam kawasan TNGL. Penyidik saat ini sedang melakukan pengembangan untuk mengungkap sindikat perdagangan satwa di liar ini.

Lihat: Anak Harimau Sumatera yang Ditemukan di Bengkalis Akhirnya Mati

Karena perbuatannya, pelaku dipersangkakan melanggar Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) dengan acaman 5 tahun penjara dan denda Rp 100 juta. Saat ini bangkai harimau disimpan di lemari pendingin sebagai bukti dipersidangan. "Berkas perkaranya akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Stabat. BBTNGL sangat serius mengangani perkara ini,"kata Ardi.

SAHAT SIMATUPANG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

23 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

Setelah Kota Bandung, kini giliran Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, menjadi sasaran kawanan monyet ekor panjang untuk berkeliaran.


Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

29 hari lalu

Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) tertidur usai dibius di pahanya di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.


Empat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi

49 hari lalu

Petugas BKSDA Aceh bersama tim dokter hewan membedah bangkai gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) saat proses nekropsi di kawasan Hutan Desa Lancong, Sungaimas, Aceh Barat, Aceh, Rabu, 20 Desember 2023. Sampel organ yang diambil di antaranya cairan usus, limpa, hati, darah, potongan usus, jantung, dan kotoran guna uji laboratorium untuk memudahkan proses penyelidikan penyebab kematian. ANTARA/Syifa Yulinnas
Empat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi

BKSDA Aceh mengkhawatirkan dampak deforestasi terhadap satwa liar. Ancaman tertinggi dihadapi empat satwa kunci di hutan Aceh.


Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

51 hari lalu

Aktivis dari People for The Ethical Treatment of Animal (PETA) mengenakan topeng kodok saat aksi menuntut mengakhiri impor paha kodok di depan Kedutaan Besar Prancis, Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024. PETA mendesak Pemerintahan Prancis untuk berhenti menyokong industri kodok yang kejam dan mengajak semua orang untuk mengakhiri kekejaman terhadap hewan dengan menjadi vegan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia sangat penting. sebab kehidupan manusia tidak akan terlepas dari binatang. lalu apa yang harus dilakukan?


Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

55 hari lalu

Sidang perkara perdagangan orang utan dengan terdakwa Ramadhan dan Reza Heryadi di PN Medan. Foto: Istimewa
Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri


Khatib Masjid Aceh Dibekali Fatwa Larangan Perburuan Satwa Liar

56 hari lalu

Tim INAFIS (Indonesia Automatic Fingerprint System) Polres Aceh Selatan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kematian harimau sumatera di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) Desa Ibuboh, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan, Aceh, Kamis 26 Agustus 2021. Olah TKP tersebut dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan barang bukti yang akan menjadi titik terang atau petunjuk dalam mengungkap kasus kematian tiga ekor harimau sumatera di kawasan itu. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Khatib Masjid Aceh Dibekali Fatwa Larangan Perburuan Satwa Liar

Sebanyak 35 khatib masjid di Aceh diberi bekal pengetahuan soal larangan berburu satwa liar dan satwa dilindungi.


Kasus Kematian Harimau di Medan Zoo, Kebun Binatang Dianggap Penjara Berkedok Wadah Konservasi dan Edukasi Satwa Liar

18 Februari 2024

Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) berada di kandang yang tak terawat di kebun binatang Medan Zoo, Sumatera Utara, Sabtu, 20 Januari 2024. Wali Kota Medan Bobby Nasution akan menutup sementara Medan Zoo selama dilakukan proses pembangunan dan perbaikan. ANTARA FOTO/Yudi
Kasus Kematian Harimau di Medan Zoo, Kebun Binatang Dianggap Penjara Berkedok Wadah Konservasi dan Edukasi Satwa Liar

Kematian beruntun lima harimau di Medan Zoo menuai kecaman organisasi global perlindungan satwa liar. Kebun binatang dinilai sebagai penjara satwa.


Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

13 Februari 2024

Seorang konservasionis dari pusat penelitian perikanan laut melepaskan hiu bambu bergaris coklat ke laut dalam upaya untuk meningkatkan populasi hiu di Rayong, Thailand, 1 Juni 2021. Para peneliti pekan lalu melepaskan 40 hiu bambu berpita coklat, berusia antara 2 dan 3 bulan, di terumbu karang buatan yang dibuat khusus pada kedalaman 18 meter (60 kaki). REUTERS/Kriengkrai Attanartwong
Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.


Penguin Kecil Bikin Penerbangan di Bandara Wellington Selandia Baru Delay

26 Januari 2024

Penguin di Bandara Wellington, Selandia Baru (Instagram/@wellingtonairport)
Penguin Kecil Bikin Penerbangan di Bandara Wellington Selandia Baru Delay

Penguin kecil ini merasa tidak nyaman karena suhu yang panas, akan dilepas ke alam liar setelah perawatan di kebun binatang.


7 Hal yang Dilarang saat Safari ke Hutan untuk Melihat Satwa Liar

26 Januari 2024

Potret anak badak Sumatera berjenis kelamin jantan yang lahir pada Sabtu, 25 November 2023. Anak badak Sumatera itu lahir dari induk bernama Delilah di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Lampung. Dok KLHK
7 Hal yang Dilarang saat Safari ke Hutan untuk Melihat Satwa Liar

Safari hutan untuk bertemu dengan satwa liar perlu kehati-hatian dan tanggung jawab tinggi supaya tidak merugikan individu atau satwa yang ada.