TEMPO.CO, Semarang - Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Pemerintah Kota Semarang Rusdiana Safitri mengatakan daging sapi pemakan sampah tak layak dikonsumsi, apalagi saat Idul Adha. Menurut Rusdiana sapi-sapi pemakan sampah banyak ditemukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang serta di sejumlah kawasan kumuh.
“Ribuan sapi memakan sampah tidak hanya di TPA Jatibarang, tapi di kampung kumuh seperti Tambaklorok, Kemijen dan Pandean Lamper,” kata Rusdiana, Jum’at 25 Agustus 2017.
Menurut dia sapi-sapi itu memakan sampah karena sengaja dibiarkan oleh pemiliknya. Mereka memelihara hewan ternak tanpa standar kesehatan. “Sehingga memakan sampah dalam waktu lama,” kata Rusdiana.
Baca: NTT Siap Pasok Sapi Menjelang Idul Adha
Rusdiana meminta masyarakat tak mengkonsumsi daging sapi pemakan sampah karena efeknya sangat berbahaya bagi kesehatan. Menurut dia, hasil penelitian Balai Penelitian dan Pengembangan Jawa Tengah menunjukan dalam daging pemakan sampah terdapat timbal senyawa sampah dan cairan licin atau air yang dikeluarkan dari endapan sisa sampah.
Namun, Rusdiana mengakui bahwa masyarakat maupun pemerintah masih sulit membedakan secara fisik antara sapi pemakan sampah dan sapi hasil pemeliharana secara baik. Sapi pemakan sampah hanya bisa diketahui setelah disembelih setelah menguji alat penecernaan dan daging.
Simak: Bahaya Plastik Hitam untuk Membungkus Daging Kurban
Rusdiana menyebutkan beberapa kasus menemukan sampah plastik antara 10 hingga 20 kilogram dari dalam perut sapi. Oleh karena itu Pemerintah Kota Semarang tak akan memberi surat keterangan sehat pada sapi yang dibiarkan liar di TPA maupun kawasan kampung kumuh. “Jadi tak bisa dijualbelikan. Kami menerjunkan 46 petugas untuk memeriksa di 16 kecamatan sejak 21 Agustus lalu,” katanya.
Pedagang dan peternak sapi asal Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Suyadi menilai keberadaan sapi pemakan sampah bisa mengecoh pembeli yang hendak berkurban. Ia meminta agar masyarakat membeli sapi yang punya keterangan sehat secara resmi dari pemerintah. “Sulit mendeteksi antara sapi pemakan sampah dan tidak secara fisik saat sapi masih hidup,” kata Suyadi.
Lihat: Gubernur Jabar Sarankan Membeli Hewan Kurban Berlabel Sehat
Namun ia memberikan ciri sapi pemakan sampah biasanya tak jinak saat didekati karena jarang berinteraksi dengan pemelihara. “Sedangkan daging warna cepat berubah biru dan berbau amis usai dipotnog,” kata Suyadi.
EDI FAISOL