TEMPO.CO, Ponorogo – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mulai mendistribusikan bantuan air bersih kepada warga yang tinggal di wilayah kekeringan. Pengiriman berlangsung di Desa Duri, Kecamatan Slahung; Desa Suren, Kecamatan Mlarak; Desa Mrican, Kecamatan Jenangan; dan Desa Tulung, Kecamatan Sampung.
“Droping air sudah berjalan sejak awal bulan ini,’’ kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ponorogo Setyo Budiono, Jumat, 25 Agustus 2017.
Masing-masing desa, kata dia, mendapat jatah pengiriman 48 ribu liter air bersih setiap pekan. Air sebanyak itu diangkut empat mobil tangki dengan kapasitas 6.000 liter per unit. Adapun proses pendistribusian ke tiap desa dijadwalkan dua kali dalam sepekan. “Air bersih yang kami kirim kebanyakan untuk kebutuhan konsumsi,’’ ujar Budi, panggilan Setyo Budiono kepada Tempo.
Baca: Begini Kekeringan Landa Ribuan Warga di Tiga Kecamatan di Tegal
Sedangkan air untuk mandi maupun mencuci pakaian, tutur dia, warga mengambil dari sejumlah sumber air yang mulai mengering. Lokasinya berjarak antara 200 meter hingga 2 kilometer dari permukiman warga empat desa di wilayah kecamatan tersebut. “Karena terletak di daerah perbukitan kapur,’’ ucap Budi.
Berdasarkan data, warga di empat desa wilayah empat kecamatan yang terdampak krisis air bersih sebanyak 1.074. Jumlah itu akan meningkat ketika puncak musim kemarau yang diprediksi berlangsung pada September mendatang. “Ada tiga desa di Kecamatan Badegan, Jambon, dan Balong yang rawan kekeringan,’’ kata Budi.
Simak: Paceklik Air Bersih, Gunungkidul Undang Investor Swasta
Nita Anggraini, salah seorang warga Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, Ponorogo, mengatakan bahwa krisis air bersih mulai terjadi dua pekan terakhir. Untuk kebutuhan memasak, ia dan sejumlah warga menunggu distribusi air bersih dari pemerintah daerah setempat. “Setiap musim kemarau seperti ini, karena daerah kami memang sulit air,’’ ujar dia.
NOFIKA DIAN NUGROHO