TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin mengatakan aksi kejahatan siber yang dilakukan sindikat konten penyebar kebencian Saracen dilakukan secara sistemik. Hasanuddin menduga kuat ada pihak tertentu yang turut membiayai sindikat tersebut. Selain tujuan ekonomi, konten Saracen juga berpotensi memecah persatuan bangsa dan meresahkan masyarakat.
"Tidak mungkin Saracen melakukan penyebaran ujaran kebencian tanpa biaya. Pasti ada pemodal atau yang membiayai di balik semua itu," kata Hasanuddin, Kamis 25 Agustus 2017.
Hasanuddin meminta institusi lainnya untuk bersinerji dengan kepolisian agar kejahatan siber tersebut bisa diselesaikan secara tuntas. Ia mengajak pihak aparat dan masyarakat untuk mengusut tuntas dan mengungkap pihak yang terlibat di sindikat Saracen.
Hasanuddin mengingatkan Polri sebagai institusi untuk tidak ragu dalam menangkap otak intelektual dan penyandang dana sindikat Saracen tersebut. Apalagi sanksi hukum bagi penyebar konten ujaran kebencian sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Simak Pula: Kekhawatiran Istana Jika Grup Saracen Tidak Diberantas Habis
"Dalam UU ITE sudah secara jelas disebutkan bahwa pelaku penyebar konten ujaran kebencian bisa dipenjara hingga 6 tahun penjara. Jadi Polri jangan ragu untuk menindak tegas pelaku," ujar Purnawirawan Jendral TNI bintang dua itu.
Polisi berhasil menangkap tiga pengelola Saracen. Tiga pengelola tersebut yaitu MFT yang berperan membidangi media dan informasi situs Saracennews.com. Kedua, SRN (32) yang berperan sebagai koordinator grup wilayah. Ketiga, JAS (32) yang berperan sebagai ketua.
Kelompok Saracen telah muncul di dunia siber sejak November 2015. Mereka menggunakan media sosial untuk menyebarkan ujaran kebencian berkonten SARA. Ada beberapa media yang mereka gunakan di antaranya Grup Facebook Saracen News, Saracen Cyber Team, situs Saracennews.com.
Polisi mengatakan jumlah akun yang tergabung dalam jaringan sindikat Saracen ada dari 800.000 akun. Sejauh ini diketahui motif dari grup tersebut adalah mencari keuntungan ekonomi.
ALFAN HILMI|SETIAWAN ADIWIJAYA