TEMPO.CO, Makassar - Menjelang pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2018, pasangan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar diserang kampanye negatif. Nurdin pun menggelar jumpa pers menanggapi kampanye negatif yang beredar di media sosial, seperti Facebook dan Twitter.
"Gangguan pasti ada, apalagi survei kami terus meningkat di bulan Agustus," kata calon Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Halid, dalam keterangan persnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu, 23 Agustus 2017.
Baca juga: Nurdin Halid Optimistis Jadi Gubernur Meski Pernah Terbelit Kasus
Kampanye negatif yang beredar di media sosial di antaranya foto Nurdin berbaju tahanan. Juga tersebar pula tulisan dosa-dosa Nurdin. Dia pernah tersandung beberapa kasus saat menjabat Ketua Umum PSSI pada 2004. Di antaranya dugaan kasus penyelundupan gula impor ilegal, korupsi distribusi minyak goreng, dan pelanggaran kepabeanan impor beras dari Vietnam.
Nurdin menduga kampanye negatif yang menyerangnya itu dibuat agar elektabilitasnya dengan Aziz Qahhar menurun. "Akunnya anonim dan itu sengaja dibuat oleh salah satu tim pendukung cagub dan cawagub lain," ucap Ketua Harian DPP Golkar ini.
Nurdin mengatakan dia memang pernah tersangkut persoalan hukum. Tapi itu hanya masalah kebijakan. Karena itu, kampanye negatif yang menyerangnya tak perlu ditanggapi dengan emosional. "Harus ditanggapi dengan kepala dingin, bukan emosi," tuturnya.
Nurdin berharap tim pemenangannya bisa bekerja lebih baik, tenang, terukur, dan cerdas. Agar suasana semakin bersahabat dengan semangat gotong royong dan prinsip kekeluargaan. "Insya Allah gangguan apa pun yang datang tidak akan melemahkan semangat kita menuju Sulsel baru," katanya. "Rakyatnya maju, sejahtera, serta mandiri dengan simbol-simbol perjuangan."
Wakil Sekretaris Gerakan Nurdin Halid Satu Tujuan Nasruddin Upel menambahkan, seluruh tim pemenangan NH-Aziz harus sabar menanggapi kampanye negatif yang menyerang Nurdin Halid. "Ketenangan sangat diperlukan menghadapi situasi seperti ini," ucapnya.
Nasruddin mengatakan Nurdin Halid merupakan sosok yang penyabar dalam menghadapi sesuatu. Apalagi, menurut dia, timbulnya kampanye negatif itu lantaran elektabilitas Nurdin Halid terus meningkat. "Jadi wajar jika Pak NH mendapat serangan."
DIDIT HARIYADI