TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap kalangan perguruan tinggi Islam bersatu untuk meningkatkan kualitas keilmuan. Ini dilakukan agar perguruan tinggi Islam tidak tertinggal karena sifat ilmu yang sangat dinamis.
"Saya harapkan rektor, dosen, dan mahasiswa harus bersatu untuk meningkatkan kualitas itu," kata Kalla saat membuka simposium internasional pendidikan Islam di Universitas Ibnu Chaldun, Rawamangun, Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2017.
Baca : Jusuf Kalla: First Travel Wajib Ganti Kerugian Calon Jemaah
Kalla mengatakan yang diperlukan saat ini bukan jumlah perguruan tinggi Islam atau gedung-gedungnya. Jumlah tersebut sudah cukup banyak. Perguruan tinggi Islam negeri saja telah mencapai 54, belum lagi jumlah perguruan tinggi Islam swasta. Yang dibutuhkan saat ini, kata Kalla, adalah kualitas pendidikan untuk mencapai keilmuan yang lebih baik.
"Kampusnya nomor dua, tapi nomor satu yang penting adalah isinya, keilmuan, kesadarannya, substansi," kata Kalla. Hal itu bisa dicapai dengan semangat dan kerja keras bersama semua pihak.
Ini pula yang diakui Kalla menjadi motivasinya untuk hadir membuka simposium di Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, yaitu memberi semangat kepada semua pihak untuk bekerja sama mencapai kemajuan tersebut.
Menurut Kalla, upaya meningkatkan keilmuan sudah menjadi keharusan. Sebab, ilmu pengetahuan berkembang sangat dinamis dan cepat. Karena itu, kata dia, para mahasiswa di samping menimba ilmu juga harus menjadi penggerak bagi umat dan bangsa untuk maju bersama dengan ilmu yang dimilikinya.
Simak pula : Soal Sertifikasi Monas, Berikut Pendapat Jusuf Kalla
Simposium pendidikan Islam Universitas Ibnu Chaldun Jakarta diselenggarakan pada Rabu, 23 Agustus 2017, dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Indonesia ke-72 tahun serta HUT UIC Jakarta ke-61 tahun. Simposium ini dilakukan untuk memperoleh masukan mengenai budaya, maupun aspek pendidikan Islam yang bisa memberi kontribusi pada kehidupan bangsa dan negara.
Selain Jusuf Kalla, beberapa pembicara yang hadir diantaranya pakar pendidikan dan kebudayaan asal Malaysia Kamaruddin M Said, pakar pendidikan Islam asal Yaman Hakim Abdullah Sofyany, pakar pendidikan Islam asal Sudan Abdillah Muhammad Ahmad.
AMIRULLAH SUHADA