TEMPO.CO, Kediri- Balap karung “keong” dan panjat debog menjadi lomba favorit dalam peringatan HUT RI ke-72. Berbagai tempat di Kota Kediri, Jawa Timur, memilih lomba itu karena seru dan lucu.
Berbeda dengan lomba balap karung yang selama ini ada pada peringatan HUT RI ke-72, balap karung “keong” khusus diperuntukkan anak-anak. Mengenakan helm dengan posisi jongkok di dalam karung, mereka beradu cepat mencapai finish yang ditentukan panitia. “Kalau berjalan persis keong, lucu banget,” kata Kelik Ardiansyah, panitia lomba peringatan hari Kemerdekaan RI di Perumahan Persada Sayang, Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri, Senin 21 Agustus 2017.
Berbeda dengan balap karung biasa yang dilakukan dengan melompat atau berlari, balap karung keong ini mewajibkan para peserta memiliki tubuh tak terlalu tinggi. Para peserta diharuskan duduk dalam posisi jongkok di dalam karung bekas dengan hanya menyisakan kepala di luar karung. Selanjutnya ujung karung diikat sebatas leher.
Dengan posisi seperti itu, mereka dipaksa berjalan adu cepat menuju rute yang tak terlalu jauh. Sulitnya posisi berjalan dengan berjongkok membuka peluang para peserta untuk jatuh terguling. Karena itu panitia memasang helm standar di masing-masing kepala bocah. Helm yang dipakai pun ukuran dewasa hingga menambah kelucuan penampilan mereka. “Begitu jalan banyak yang terguling, tetapi aman,” kata Kelik.
Tak hanya balap karung keong, lomba panjat debog juga paling banyak digelar oleh masyarakat. Debog atau batang pohon pisang menjadi alternatif pengganti pinang yang sulit didapatkan. Bagi masyarakat di perkotaan, debog juga masih cukup mudah didapatkan dan diatur sedemikian rupa.
Diambil dari batang pohon pisang yang tinggi dan besar, bagian kulit luarnya dikelupas untuk mendapatkan permukaan yang licin. Selanjutnya batang tersebut ditancapi pasak di bagian ujung atas untuk diikat dan digantung di dahan pohon. Sementara di bawahnya disediakan kolam air buatan. Selain pengaman bagi peserta yang jatuh, hal ini juga menambah keseruan lomba.
Tak lagi sepeda, piranti elektronik, atau hadiah yang memiliki bobot berat, panjat debog ini memperebutkan uang tunai berbagai jenis pecahan. Uang yang dibungkus plastik diikat dengan tusuk sate dan ditancapkan di sepanjang batang debog. Nilai nominal tertinggi berada pada bagian debog teratas setinggi tiga meter. “Harus saling panggul agar tidak terpeleset”, kata Bimo, salah satu peserta.
Bersama empat rekannya, Bimo memanggul adiknya untuk menggapai uang-uang itu. Sementara panitia juga juga mempersulit upaya itu dengan menyemprotkan air agar batang tersebut makin licin. Tak sedikit peserta yang terjatuh ke dalam kolam buatan hingga memicu gelak tawa penonton.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengapresiasi perayaan HUT RI ke-72 yang dilakukan warganya ini. Dia berharap perlombaan tradisional anak-anak tetap dilestarikan untuk mengurangi kecanduan gadget. Selain mempererat pertemanan, lomba ini juga mengasah kemampuan fisik dan mental mereka. “Jadi tidak main HP terus,” katanya.
HARI TRI WASONO