TEMPO.CO, Ternate - Pemerintah Kota Tidore Kepulauan mengembangkan pembibitan padi gogo di lahan 2,5 hektare di Kelurahan Akelamo, Oba Utara. Mereka menggandeng pakar pertanian dari Universitas Jenderal Soedirman.
“Pekan lalu kami sudah panen perdana. Hasilnya satu hektare menghasilkan 8,5 ton gabah. Ini tentu merupakan terobosan yang baik untuk kami di Tidore,” kata Wali Kota Tidore Kepulauan Ali Ibrahim pada Sabtu, 19 Agustus 2017.
Padi gogo yang dikembangkan di Tidore adalah varietas Inpago Unsoed 1, yang merupakan perkawinan dua varietas padi ladang dan sawah. Padi ini memiliki umur tanaman 110 hari dan berpotensi menghasilkan 7,2 ton per hektare.
Tekstur padi ini sangat pulen dengan keunggulan tahan hama seperti wereng, juga baik untuk ditanam di lahan kering dataran rendah sampai sedang 700 mdpl.
Ali mengatakan, dengan hasil perdana, Pemkot Tidore rencananya akan mengembangkan padi ini di lahan seluas 300 hektare dengan langkah awal dilakukan pada lahan seluas 53 hektare.
Pihaknya juga akan menjadikan Tidore pusat pembibitan padi gogo di Maluku Utara.
“Jika ini terwujud, Maluku Utara bisa mandiri pangan dan lepas dari ketergantungan di daerah luar. Panen perdana kemarin juga sebagai wujud visi-misi saya,” ujar Ali.
Totok Agung, peneliti padi gogo dari Universitas Jenderal Soedirman, menjelaskan, pengembangan pembibitan padi gogo varirtas Inpago Unsoed 1 di Tidore merupakan langkah yang baru dilakukan di timur Indonesia.
Menurut dia, terobosan ini bisa mewujudkan program ketahanan pangan yang merupakan salah satu kunci ketahanan nasional.
“Pengembangan di Tidore ini sangat baik, apalagi padi gogo varietas Inpago Unsoed 1 tidak memerlukan perawatan khusus serta memiliki kemampuan unggul dan kualitas seperti padi sawah,” kata Totok.
BUDHY NURGIANTO