Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tokoh 17 Agustus, Mizan Bustanul Pembuat Kurikulum Anti Bencana

image-gnews
Mizan Bustanul Fuady Bisri, saat survey pasca gempa Nepal 2015 di di Gorkha, Nepal, 25 April 2017. dok. pribadi
Mizan Bustanul Fuady Bisri, saat survey pasca gempa Nepal 2015 di di Gorkha, Nepal, 25 April 2017. dok. pribadi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam memperingati hari proklamasi 17 Agustus, redaksi Tempo menampilkan edisi khusus tokoh muda. Salah satunya adalah Mizan Bustanul Fuady Bisri, pembuat kurikulum anti-bencana dengan cara menyenangkan untuk murid dan guru di sekolah. Seperti melalu permainan kartu.  

"Misalnya, lewat permainan bosai duck dengan kartu gambar bencana. Apa yang harus dilakukan oleh anak bila melihat kartu itu," kata pria kelahiran Bandung ini, kutip dari Koran Tempo edisi 16 Agustus 2017. Dari situ, guru dan anak diajak mengidentifikasi risiko bencana di sekitar mereka. Lulusan Jurusan Planologi Institut Teknologi Bandung ini mengatakan setiap sekolah memiliki siswa dengan karakter yang unik.

Baca: Edisi Khusus 17 Agustus: Orang Muda Inspiratif

Sepuluh tahun sejak tsunami menerjang, warga Pangandaran, Jawa Barat, belum juga diajarkan cara menghadapi bencana tersebut. Hotel-hotel di kawasan Pangandaran belum menerapkan sistem mitigasi. Sekolah-sekolah pun tak menggelar latihan evakuasi bencana dalam tahun-tahun terakhir.

"Kalau gempa dan tsunami, ya, lari saja ke rumah," kata Aniza Andi Fitria, siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pangandaran, akhir pekan lalu.

Ini yang membuat Mizan , 29 tahun, cemas. Padahal, Indonesia lebih rentan terhadap ancaman tsunami, tanah longsor, dan gunung berapi dibandingkan dengan negara lain. Indonesia adalah negara paling rawan gempa urutan ketiga.

Lihat juga: 17 Agustus 2045 Menjelang: Tokoh Muda Menggantang Indonesia 

Mizan memfokuskan ikhtiarnya pada pendidikan kebencanaan. Ia memulainya dengan meneliti model terbaik untuk diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Dalam penelitiannya pada 2014 lalu, Mizan menemukan fakta bahwa belum ada satu pun kota dan kabupaten di Indonesia yang 100 persen sekolahnya menerapkan pendidikan kebencanaan. "Latihan evakuasi di sekolah didominasi oleh lembaga swadaya masyarakat, bukan bagian dari kegiatan yang integral di sekolah," kata Mizan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak 2011, Mizan menetap di Kobe, Jepang, untuk menyelesaikan studi doktoral di Kobe University dalam bidang kerja sama international untuk penanggulangan bencana. Sebagai orang asing di Jepang, Mizan punya pengalaman unik. Karena sulit memahami bahasa Jepang, ia sukar memahami rambu evakuasi bencana.

Tak ingin kejadian sama berulang, Mizan kemudian meneliti bagaimana Kota Kobe sebaiknya menyediakan rambu evakuasi yang ramah orang asing. Penduduk lokal diajak dan diajari untuk membantu pendatang bila evakuasi bencana terjadi.

Penelitian Mizan tentang kerja sama internasional dalam penanggulangan bencana ini pernah digunakan oleh Pemerintah Provinsi Hyogo, Jepang, untuk mendesain bantuan gempa Nepal pada April 2015. Diapresiasi pemerintah negara lain, Mizan ingin usahanya juga bermanfaat bagi bangsa sendiri.

Setidaknya 5,4 juta penduduk Indonesia berisiko dirundung bencana alam. Menurut Mizan, tinggal di negeri yang rawan bencana tak bisa dielakkan. Yang bisa dilakukan adalah menganulir dampaknya dengan pendidikan kebencanaan yang universal dan mudah dipahami.

Mizan punya mimpi, pada 2045 mendatang, Indonesia menjadi contoh dunia untuk pendidikan kebencanaan dan penanggulangannya. "Kata gotong royong harus menjadi kata sakti untuk menggambarkan empowered-community pada saat pemulihan pascabencana."

Simak artikel lainnya tentang Edisi Khusus 17 Agustus hanya di Tempo.co.

TIM TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Gerakan Makan Berkah Bantu Pasien Covid-19 yang Harus Isoman di Tangsel

14 Agustus 2021

Relawan Gerakan Makan Berkah saat membagikan makanan siap saji kepada masyarakat yang sedang isolasi mandiri diwilayah Ciputat Timur, Sabtu 14 Agustus 2021. Tempo/Muhammad Kurnianto
Gerakan Makan Berkah Bantu Pasien Covid-19 yang Harus Isoman di Tangsel

gerakan Makkah sudah memiliki empat dapur di Tangerang Selatan untuk membagikan makanan gratis setiap hari bagi pasien Covid-19 yang sedang isoman.


Usai Upacara, Sri Mulyani Ikut Flash Mob dengan Pegawai Kemenkeu

17 Agustus 2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selepas menjadi Pembina Upacara Hari Kemerdekaan RI ke-74 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Sabtu, 17 Agustus 2019. Tempo/Caesar Akbar
Usai Upacara, Sri Mulyani Ikut Flash Mob dengan Pegawai Kemenkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ikut menari dalam flash mob yang diinisiasi oleh sejumlah pegawai Kementerian Keuangan.


Tokoh 17 Agustus: Kantong Pekerja Lepas Ryan Gondokusumo

21 Agustus 2017

Pendiri Sribulancer, Ryan Gondokusumo, saat ditemui Tempo di kantornya, kawasan Gandaria, Jakarta, 9 Agustus 2017. TEMPO/Nurdiansah
Tokoh 17 Agustus: Kantong Pekerja Lepas Ryan Gondokusumo

Ryan Gondokusumo berhasil mengembangkan situs penyedia jasa desain menjadi platform yang mewadahi ribuan pekerja lepas dalam waktu tiga tahun.


Tokoh 17 Agustus: Prasetyo Andy Mewujudkan Konsep Smart City

21 Agustus 2017

Head of IT Development Jakarta Smart City Prasetyo Andy Wicaksono. TEMPO/Imam Sukamto
Tokoh 17 Agustus: Prasetyo Andy Mewujudkan Konsep Smart City

Prasetyo Andy Wicaksono menerapkan aplikasi digital Qlue Jakarta Smart City untuk memecahkan masalah perkotaan.


Tokoh 17 Agustus: Firdaus Putra Aditama dan Koperasi Modern

20 Agustus 2017

Firdaus Putra Aditama. dok. pribadi
Tokoh 17 Agustus: Firdaus Putra Aditama dan Koperasi Modern

Tokoh 17 Agustus Koran Tempo salah satunya adalah Firdaus Putra Aditama, 32 tahun.


Tokoh 17 Agustus: Sulfahri, Kepincut Listrik Alga

20 Agustus 2017

Dokter Universitas Hasanuddin, Sulfahri (28) saat berada di antara  Ganggang (Alga) untuk bahan penilitian Alga menjadi Biotethanol dan biodisel di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, 14 Agustus 2017. TEMPO/Iqbal Lubis
Tokoh 17 Agustus: Sulfahri, Kepincut Listrik Alga

Sulfahri, 28 tahun, terpilih menjadi tokoh 17 Agustus Koran Tempo.


Tokoh 17 Agustus: Ricky Elson, Setrum Murah untuk Rakyat

20 Agustus 2017

Ilmuwan Ricky Elson. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Tokoh 17 Agustus: Ricky Elson, Setrum Murah untuk Rakyat

Ricky Elson, adalah salah satu tokoh edisi khusus Tempo Hari
Kemerdekaan 17 Agustus 2017.


Tokoh 17 Agustus: Ratih Pangestuti, Mengail Obat dari Lautan

19 Agustus 2017

Ratih Pangestuti di laboratorium Pusat Penelitian Oseanografi  LIPI, Jakarta, 14 Agustus 2017. Bioaktif peptida kuda laut mampu menurunkan peradangan pada mikroglia dan menghambat kematian sel saraf cholinergic. TEMPO/ Nita Dian
Tokoh 17 Agustus: Ratih Pangestuti, Mengail Obat dari Lautan

Ratih pangestuti, tokoh 17 Agustus di bidang kesehatan pilihan Koran Tempo, meneliti biota laut untuk mencari bahan baku obat.


Tokoh 17 Agustus: Solusi Gamal Albinsaid Mengatasi Biaya Medis

19 Agustus 2017

Chief Executive Officer (CEO) Indonesia Medika, Gamal Albinsaid, di Jakarta, 22 Maret 2016. TEMPO/Frannoto
Tokoh 17 Agustus: Solusi Gamal Albinsaid Mengatasi Biaya Medis

Melalui asuransi sampah, Gamal Albinsaid, tokoh 17 Agustus pilihan Koran tempo, membantu pelayanan kesehatan sekaligus menjaga kebersihan lingkungan.


17 Agustus, Upaya Memangkas Masa Pengobatan TBC

18 Agustus 2017

Satria Arief Prabowo. dok. pribadi
17 Agustus, Upaya Memangkas Masa Pengobatan TBC

Seorang tokoh 17 Agustus pilihan Tempo, Satria Arief Prabowo merupakan peneliti termuda dalam proyek pengembangan vaksin baru TBC.