TEMPO.CO, Jakarta - Ada antusiasme dan keraguan yang tercermin dari Muhammad Rizky, salah satu tokoh pilihan Tempo untuk edisi khusus Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2017, ketika ditanya soal masa depan. Sebagai gamer profesional, ia sudah bisa mendapat uang, tapi juga menganggap lahan itu belum bisa jadi sandaran hidup untuk masa depan.
Baca Juga: Edisi Khusus 17 Agustus: Orang Muda Inspiratif
Berikut wawancara Hotma Siregar dari Tempo.co dengan remaja 18 tahun itu, gamer profesional pertama yang mampu meraih 9.000 MMR (matchmaking ratio) di Dota 2 Asia Tenggara. Bincang-bincang dilakukan di rumahnya di kawasan Pondok Gede, Bekasi, pada Kamis malam, 10 Agustus 2017.
Sejak kapan tertarik dengan game?
Saya terpengaruh main game online Gunbound (tembak-tembakan) dari tetangga sejak SD, akhirnya terbawa sampai sekarang.
Menjadi gamer profesional apakah tidak mengganggu sekolah?
Karena main game, di SMA saya sering bolos. Dalam seminggu kadang hanya masuk sehari. Biasanya hari Jumat. Saya lebih banyak nongkrong di warnet dekat rumah. Sering banget ditegur sama guru. Saya bisa lulus karena nilai ujian bahasa Inggris yang bagus.
Saya juga malas membaca buku. Karena kesibukan sebagai gamer, kuliah saya di jurusan Sastra Inggris Universitas Gunadarma Jakarta hanya jalan beberapa bulan. Saya kini cuti, tapi tidak pernah mengajukan surat resmi.
Bagaimana tanggapan orang tua saat ingin menjadi gamer profesional?
Saya bilang ke ayah ini semacam olahraga baru, tidak banyak makan tenaga, bisa menghasilkan banyak uang, dan nggak buang-buang waktu. Jadi boleh nggak pa, Rizky ingin coba 1-2 tahun saja. Ayah setuju.
Anda memakai nama INYourDream saat beraksi. Dari mana asalnya?
Itu dari kata-kata sepupu yang sering meledek saya. Misalnya dia menawarkan makanan sambil menyodorkan ke mulut saya. Tapi begitu saya bilang mau, dia dengan cepat memakannya, sambil bilang in your dream.
Muhammad Rizky (kedua dari kiri) bersama Tim BOOM Id. Foto: Dok Pribadi
Siapa sih, gamer pro idola kamu?
Gustav Magnusson alias S4 dari Swedia. Saya mengaguminya karena dia nyaris kalah di kejuaraan DOTA internasional 2014 tapi dengan strategi yang jitu berhasil menang.
Kira-kira kamu mampu tidak bersaing di kompetisi internasional?
Di antara rekan-rekan setim, saat ini memang saya yang punya pengalaman di kejuaraan internasional bersama Fnatic (Malaysia). Tapi setelah mengikuti beberapa kali latihan saya kira teman-teman itu juga jago main.
Bagaimana prospek lolos ke World Cyber Arena tahun ini di Cina?
Saya pikir bisa, karena kami sering latihan dan antar anggota tim juga sering bahas strategi dalam latihan rutin. DOTA itu ada lima posisi, dua orang sebagai support, satu carry, satu midliner, satu offlaner. Kapten tim berperan sebagai salah satu support sedangkan tiga posisi lainnya bertugas mendapatkan poin dan memenangkan game. Posisi saya dalam tim sebagai midliner.
Bagaimana kamu melihat kualitas turnamen lokal?
Ada up and down. Terkadang yang tampil memang hanya 10 besar Tim Pro, tapi ada juga tim baru yang bisa melejit.
Gamer kerap lupa waktu dan lupa makan. Kalau kamu?
Karena saya perokok, saya cenderung suka lapar dan selalu makan lagi makan lagi. Mungkin saya bisa habis Rp 150 ribu per hari kalau lagi suka makan junk food. Tapi tidak setiap hari saya makan junk food, kadang makan di warteg juga pake sayur.
Masih sempat olahraga?
Setiap Sabtu habis Subuh, saya dan teman-teman kompleks biasanya lari dari rumah ke TMII, pulangnya siang naik angkot. Saya juga sering push up dan lari di treadmill di rumah.
Apakah akan tetap menjadi gamer setelah kontrak berakhir pada 2018?
Ya, kalau kontrak saya diperpanjang dan diizinkan ibu saya. Biar bagaimana pun saya harus izin dulu. Kalau saya dapat prestasi memuaskan dan dapat izin, why not.
Berapa batasan usia gamer pro?
Yang saya tahu tidak ada batasannya. Yang termuda umur 16 tahun, yang senior seperti gamer di China usianya 28 tahun. Dia sudah senior, timnya pernah dapat hadiah jutaan dolar. Berapa pun usianya bisa saja jadi gamer pro, tergantung kemampuannya di in game. Kalau menurut saya, semuanya tergantung dari izin orang tua.
Apa pandanganmu soal penggila game online?
Selama yang kita lakukan halal, yang penting dapat izin orang tua dan jangan melupakan pendidikan. Pendidikan kelar, lu mau jadi apa terserah. Menurut saya gitu.
Berapa hadiah yang biasa diberikan dalam sebuah kompetisi Dota 2 di Indonesia?
Maksimal Rp 100 juta. Pertama kali ikut (2015), saya sempat menang dan hadiahnya dibagi lima orang anggota tim.
Sebagai gamer, dibayar berapa?
Di Fnatic US$ 150 per bulan. Di BOOM.ID awalnya Rp 2 juta. Setelah sering juara naik menjadi Rp 5 juta per Agustus. Kalau mendapat hadiah dipotong 10 persen buat manajemen, sisanya dibagi.
Akan terus menjadi gamer pro?
Menurut saya, untuk jangka panjang gamer nggak bisa jadi mata pencaharian. Nothing last forever.
Untuk tokoh pilihan Tempo edisi khusus Hari Kemerdekaan 17 Agustus lainnya simak di Tempo.co.