TEMPO.CO, Jakarta - Stephanus Widjanarko alias Tephie adalah salah satu tokoh 17 Agustus 2017 pilihan Tempo.co. Pemuda kelahiran Bandung, 24 Mei 1986 ini punya masa depan menjanjikan di Formula 1. Bukan sebagai pembalap, tapi ahli aerodinamika tim balap Scuderia Toro Rosso. Ia bertanggung jawab penuh terhadap kecepatan mobil balap Toro Rosso yang ditunggangi Carlos Sainz Jr dan Daniil Kvyat.
Tentu tidak mudah untuk bisa bergabung dengan tim balap sekaliber Toro Rosso, yang merupakan tim papan tengah dan langganan mencetak poin pada setiap balapan. "Saya masuk Toro Rosso sejak 2013," kata pemuda yang akrab dipanggil Tephie kepada Tempo, 11 Agustus 2017.
Baca: Edisi Khusus 17 Agustus: Orang Muda Inspiratif
Bagi Tephie, bergabung dengan tim Toro Rosso sudah lama diidamkan. Sejak kecil Tephie termasuk penggemar berat balap jet darat. Menonton balap mobil singgle seater tidak hanya di layar televisi di rumah, sesekali ia diajak ayahnya untuk melihat langsung ke sirkuit. Ia ingin menjadi bagian dari sebuah tim balap F1.
Stephanus Widjanarko di antara mobil balap Toro Rosso. dok. facebook
Pada 2013, kesempatan itu datang dari tim kecil Toro Rosso, yang bermarkas di Italia. Tim ini fokus mengembangkanpembalap junior binaan Red Bull Racing, yang kerap meraih juara.
Toro Rosso, kata Tephie, ingin membangun divisi aerodinamika sendiri. Bagi Tephie, ini menjadi peluang untuk terlibat langsung dalam membangun aero department, divisi khusus mengkaji gerakan benda dalam udara dalam hal ini mobil balap. "Karena banyak sekali hal yang bisa dipelajari baik secara teknis atau non-teknis."
Aero department Toro Rosso terdiri dari 100 orang. Tephie merupakan satu dari 25 tenaga aerodynamicist. "Saya satu-satunya aerodynamicist dari Asia yang bekerja di sini," tuturnya.
Simak: Tokoh 17 Agustus: Ukir Prestasi di Amerika Berkat Robot
Di Toro Rosso, Tephie memiliki tugas utama merancang bagian mobil yang memiliki kontak dengan udara. Seperti front wing, nose, suspension layout, hingga tyre shield. Tujuannya untuk mencari formula mobil balap F1 melaju maksimal di lintasan lurus maupun saat di tikungan.
Menurut Tephie, dalam mendesain bagian-bagian mobil balap Toro Rosso dimulai konsep pada bagian tertentu. Ide dasar tersebut lalu dikembangkan menjadi geometry yang digambar dengan menggunakan bantuan 3D CAD software.
Disimulasikan di komputer menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD) software untuk mengetahui apakah ide-ide dasar itu telah tercapai atau secara kualitatif. Tahap berikutnya adalah membuat wind tunnel prototype dari geometry tersebut. Skalanya bisa 50-60 persen dari ukuran asli, tergantung dari kapabilitas tunnel.
Pada tahap itu, dilakuan uji coba untuk mengetahui bagaimana performa dari ide-ide dasar tersebut. Tes akan berlangsung selama periode pengembangan sampai waktu geometry tersebut harus direalisasikan. Design office merancang bagian mobil tersebut menjadi produk yang sebenarnya.
“Yang paling rumit di sini adalah bagaimana mengintegrasikan ide-ide dasar itu menjadi sebuah perangkat mobil mendekati ideal. Dalam rentang waktu singkat, gagasan itu menghasilkan performa terbaik pada mobil," ujarnya.
Studi pengembangan aerodinamika pada mobil balap dilakukan pada setiap seri balapan. Kini Tephie mulai menyiapkan desain untuk mobil yang akan digunakan pada musim balap tahun depan. "Masukan dari pembalap sangat diperlukan untuk membangun sebuah mobil balap yang kompetitif," tutur tokoh 17 Agustus 2017 dalam Edisi Khusus Generasi Inspiratif Tempo.co ini.
WAWAN PRIYANTO