TEMPO.CO, Jakarta - Lima orang yang diduga teroris di Bandung merencanakan aksi peledakan di Istana Negara dan Markas Brigadir Mobil (Brimob) terafiliasi dengan kelompok Bahrun Naim. Mereka tergabung dalam grup percakapan aplikasi Telegram untuk tutorial membuat bom.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Yusri Yunus menyebutkan, lima orang yang diduga teroris di Bandung itu berinisial AR, AR, Y, SH, dan R. Mereka merakit sejumlah bom yang akan diledakkan di Istana Negara dan Markas Brimob. Bom tersebut dirakit berdasarkan panduan Bahrun Naim melalui tulisan di blog-nya dan grup percakapan Telegram.
Baca juga: JAD Bandung Diduga Siapkan Serangan Bom Kimia ke Istana Negara
"Mereka itu kelompok Jamaah Ansharud Daulah yang memang belajar dari salah satu blog Bahrun Naim. Bom yang ditemukan bom kimia," ucap Yusri seusai polisi menggeledah kediaman Y di Kampung Jajaway, Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, Selasa, 15 Agustus 2017.
Yusri mengatakan kelompok ini cukup lama berkorespondensi dengan Bahrun Naim melalui aplikasi Telegram. "Udah cukup lama. Kita juga susah menangkalnya," ujar Yusri.
Adapun, bom yang diduga disiapkan kelompok ini berbahan baku bahan kimia. Saat Densus menggeledah kediaman salah satu terduga teroris dari kelompok tersebut, berinisial Y, di kawasan Antapani, Kota Bandung, ditemukan sejumlah bahan baku pembuat bom. Ada pula, tabung yang diduga rangkaian bom.
Berdasarkan keterangan dari para pelaku, mereka pun sempat mengajarkan Agus Wiguna—perakit bom yang meledak di kamar kontrakanya di Buah Batu, Kota Bandung—membuat bom. Mereka terhubung melalui aplikasi Telegram. "Salah satu dari mereka yang mengajarkan Agus membuat bom panci," kata dia.
Densus 88 mencokok lima orang yang diduga teroris Bandung tersebut di dua lokasi sekitar pukul 07.00. Kelima orang tersebut merupakan warga Kota Bandung, Kabupaten Sumenep, Kediri, dan Sumatera Utara.
IQBAL T. LAZUARDI S.