TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang peringatan HUT RI Ke-72, Presiden Indonesia III, BJ Habibie kembali mengingatkan soal eksistensi agama dan pancasila di Indonesia. Habibie berpesan kepada generasi muda agar terus menjaga persatuan, di tengah keberagaman yang ada.
"Kita ini memang masyarakat yang pluralistik, tapi memiliki satu bahasa persatuan. Saya yakin bahwa 99 persen rakyat Indonesia percaya pada Tuhan Yang Maha Esa (YME)," kata Habibie setelah menghadiri acara dialog kebangsaan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2017.
Baca juga: Habibie: Indonesia Bukan Negara Islam, tapi Negara Demokrasi
"Karena itu ingat, walau di Indonesia, agama Islam adalah yang terbesar, tapi kita bukan negara Islam," kata Habibie. Indonesia, kata Habibie, adalah negara dengan masyarakat yang percaya pada Tuhan YME.
Habibie juga mengingatkan bahwa Pancasila bukanlah hasil dari satu generasi saja. "Ingat apa kata Bung Karno, bahwa Pancasila itu digali dari tubuh bangsa Indonesia sendiri, bukan yang lain," ujarnya.
Menurut Habibie, generasi saat ini lebih baik dari generasinya sebagai penerus kemerdekaan. Proporsi masyarakat Indonesia saat ini, ungkap Habibie, sudah lebih baik dibandingkan Eropa, Cina, bahkan Jepang. "Masyarakat berumur di bawah 35 tahun sudah sekitar 70 persen, lebih baik dibandingkan negara lain yang lebih banyak orang tua," ucapnya.
Selain itu, Habibie menambahkan bahwa setiap masyarakat Indonesia harus bertanggung jawab pada kemerdekaan yang telah diperoleh. Tanggung jawab itu juga termasuk meningkatkan kualitas kehidupan negara. "Namun, anda tidak bisa meningkatkan kualitas kehidupan bernegara, kalau anda tidak bisa dan berani menyelesaikan kendala dan hidup anda sendiri," kata BJ Habibie.
FAJAR PEBRIANTO