TEMPO.CO, Surabaya - Di Hari Pramuka 2017, Gubernur Provinsi Jawa Timur Soekarwo mengatakan pramuka sebagai lembaga non formal berperan penting dalam pendidikan karakter bangsa. Meski basis utama adalah keluarga dan guru, pramuka akan melengkapi pendidikan informal yang diperoleh anak-anak dalam keluarga.
“Sejak awal substansi pramuka adalah character building dan nasionalisme, kerja sama antara pendidikan formal, informal, dan non formal menjadi keharusan untuk mewujudkan generasi yang berkarakter,” kata Soekarwo di Hari Pramuka 2017 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin, 14 Agustus 2017.
Soekarwo mengatakan, pendidikan karakter bangsa menjadi fokus pembangunan sumber daya manusia (SDM) saat ini. Sebab, menurut dia, kunci keberhasilan bangsa terletak pada SDM yang berkualitas. “Di antara generasi milineal yang aktif di pramuka, kelak akan menjadi pemimpin negeri ini,” ujar Soekarwo.
Memasuki era digital seperti saat ini, Soekarwo berharap, pramuka tidak sekedar menjadi konsumen informasi tapi juga produsen informasi. Menurut dia, kehadiran gerakan pramuka harus bisa dirasakan oleh masyarakat luas.
Selain memberikan informasi melalui media sosial, dia menambahkan, pramuka juga harus bisa merespons dan mampu memberikan pertolongan di tempat. “Pemanfaatan teknologi sebagai alat sosial enggineering-nya,” kata Soekarwo.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf mengatakan peran pramuka di tengah masyarakat menjadi hal yang penting. Menurut dia, masih perlu kerja keras untuk meyakinkan anak muda untuk terlibat dan menjadikan pramuka sebagai bagian pendidikan karakter. “Hal ini akan terus kita godok dan kita matangkan prosesnya,” kata Saifullah Yusuf.
Di Hari Pramuka 2017 tersebut, Soekarwo memberikan penghargaan Lencana Satyawira Madya kepada Ketua Kwarda Jatim yang juga Wagub Jatim Saifullah Yusuf, penghargaan Lencana Darma Bakti diberikan kepada Ketua Mabicab Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Ketua Mabicab Kota Probolinggo Rukmini, Ketua Mabicab Ngawi Budi Sulistiyono.
JAYANTARA MAHAYU