TEMPO.CO, Jombang - Menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72, seruan kebangsaan datang dari pondok pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Kali ini, para keturunan tokoh bangsa dan pahlawan zaman kemerdekaan serta tokoh lintas agama berkumpul di Tebuireng, Ahad, 13 Agustus 2017.
Baca :
Soal Pembaca Teks Proklamasi, Fahri: Setya Bukan Orang Suka Ngotot
HUT RI ke-72, Irwan Prayitno Minta Warga Kibarkan Bendera Sebulan
Mereka antara lain pengasuh pondok pesantren KH Salahudin Wahid atau Gus Solah yang juga putra mantan Menteri Agama pertama RI KH Wahid Hasyim dan cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari; Nushi Hadikusumo cucu tokoh Muhammadiyah Ki Bagoes Hadikoesoemo; Handini Maramis putri dari A.A Maramis.
Lalu Agustanzil Sjahroezah cucu dari Agus Salim; Rohadi Subardjo putra dari Achmad Soebardjo; Nugroho Abikusno cucu dari Abikoesno Tjokrosoejoso; dan Meutia Farida Hatta Swasono putri dari proklamator Mohamad Hatta.
Sedangkan tokoh lintas agama yang juga hadir diantaranya Ketua Umum Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Indonesia Agus Susanto dan Kartijo Salam Raharjo dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Timur.
Acara bertajuk “Pertemuan Putera Puteri Pendiri Bangsa dan Tokoh Lintas Agama” ini dihadiri Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.Pertemuan ini melahirkan enam butir seruan bagi bangsa yang dibacakan Meutia dan diserahkan ke Khofifah untuk diteruskan ke Presiden Joko Widodo. Enam butir seruan itu:
- Bahwa Bhinneka Tunggal Ika adalah kekuatan bangsa yang harus dan dikembangkan demi kemajuan bangsa.
- Kita semua harus bersatu memperkokoh kedaulatan bangsa dan menjadi tuan di negeri kita sendiri.
- Pemerintah harus konsisten dalam menjalankan tugas yang diamanahkan dalam pembukaan UUD 1945 mengenai tujuan mendirikan negara.
- Tokoh-tokoh partai politik harus mengubah orientasi meraih kekuasaan semata menjadi orientasi melayani masyarakat.
- Birokrasi pemerintah harus melakukan transformasi menjadi pelayanan masyarakat yang profesional dan berintegritas.
- Media secara keseluruhan harus menjalankan fungsinya sebagai sarana pendidikan bangsa dan memberi informasi yang benar.
Khofifah menyambut positif seruan dari para keturunan tokoh dan pahlawan bangsa serta tokoh lintas agama tersebut. “Kebersatuan mereka ini sangat penting untuk hadiah ulang tahun RI ke-72. Mereka tidak tinggal diam melihat ujian bangsa dan mereka turun gunung dan melahirkan seruan kebangsaan,” kata Khofifah kepada wartawan.
Khofifah berjanji akan meneruskan seruan kebangsaan ini pada Presiden Joko Widodo. “Ini bersatunya putra-putri pendiri bangsa dengan lintas agama dan bisa jadi perekat yang lebih kuat bagi NKRI,” ucapnya.
ISHOMUDDIN