TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault memberikan klarifikasi langsung kepada Presiden Joko Widodo soal dugaan dirinya mendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Menurut Adhyaksa, Jokowi bisa memahami penjelasannya. Ia pun menyatakan klarifikasi ke pemerintah soal dukungan pada HTI sudah clear.
"Presiden mengerti, kok. Presiden tahu saya sudah lama, sudah mengenal. Saya nasionalis religius dari dulu," kata Adhyaksa setelah bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 10 Agustus 2017. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam tersebut, Adhyaksa juga menyampaikan soal rencana kegiatan Raimuna Nasional di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, pada 14-21 Agustus 2017.
Baca: Dana Pramuka, Menpora Tunggu Klarifikasi Adhyaksa Dault Soal HTI
Sebelumnya muncul tudingan bahwa Adhyaksa memberikan dukungan terhadap HTI. Tudingan itu mencuat setelah tersebarnya video wawancara dirinya soal khilafah di acara HTI di Gelora Bung Karno beberapa waktu silam. Pernyataan Adhyaksa tersebut dianggap sebagai dukungan pada HTI yang memperjuangkan sistem khilafah.
Menurut Adhyaksa, video tersebut adalah rekaman pada 2013. Saat itu HTI belum dilarang pemerintah. "Kalau diviralkan sekarang, ya, adalah orang-orang yang enggak suka, biasalah," kata dia.
Adhyaksa menambahkan, jika pada 2013 dia bicara soal khilafah, maka hal itu muncul dari keyakinan ajaran agama. Di ajaran Islam, kata dia, akan muncul Imam Mahdi di akhir zaman yang akan berperang melawan Dajjal. Namun, kata Adhyaksa, keyakinan itu bukan berarti dirinya ingin mengganti Pancasila.
BACA: Dana Pramuka, Menpora Tunggu Klarifikasi Adhyaksa Dault Soal HTI
Selama menjabat sebagai Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault menegaskan, tak pernah ada satu kata pun akan mengganti Pancasila. "Itu sudah final, apalagi pramuka garda terdepan untuk membela Pancasila," kata dia. Bahkan Adhyaksa mengatakan dirinya sering menyampaikan pada anggota Pramuka untuk menjadi orang yang mencintai Tanah Air. "Karena kenikmatan terbesar yang Tuhan berikan setelah keimanan, adalah Tanah Air Indoensia."
AMIRULLAH SUHADA