TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menuturkan konsep bela negara seperti sebuah petuah Jawa yang sangat diingatnya.
“Konsep itu (bela negara) seperti witing tresna jalaran saka kulina (menjadi cinta karena sudah biasa),” ujar Wiranto di sela meresmikan Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu, 9 Agustus 2017.
Baca: Wiranto: Silakan Bom Bunuh Diri, Asal Jangan Ajak Lainnya
Menurut Wiranto masyarakat baru akan tergerak membela jika sudah mencintai atau merasa memiliki sesuatu. Hal ini pun dinilai Wiranto seperti dalam hidup berbangsa dan bernegara. “Tanamkan cinta dan memiliki dulu pada tanah air, baru kemudian perasaan untuk membela kedaulatan negara itu tertanam baik,” ujar Wiranto.
Wiranto mencontohkan penerapan konsep bela negara yang cukup baik terjadi di Turki ketika ia melawat ke negara itu belum lama ini. Meski Turki cukup ‘sial’ karena berbatasan dengan Suriah yang menjadi sarang milisi ISIS, namun, ujar Wiranto, kesadaran bela negara yang ditanamkan pemerintah dapat diterima baik masyarakat.
“Sebagai bentuk bela negara, warga Turki memasang bendera tinggi-tinggi dengan ukuran besar sebagai tanda kecintaan pada bangsanya,” ujarnya.
Simak: Wiranto Sebut Pemerintah Antisipasi Divergensi ISIS ke Indonesia
Sehingga, meski wilayahnya berbatasan dengan sarang ISIS, rasio terorisme bisa dibilang sangat rendah. “Walaupun pengungsi Suriah ke Turki mencapai 2 juta, tapi tak ada gejolak terorisme di sana,” ujarnya.
Wiranto berharap ada aksi bela negara seperti itu di Indonesia. Dalam bentuk segala aktivitas masyarakat terus diingatkan dengan berbagai atribut cinta tanah air. “Kalau masuk restoran, naik bus, atau ngapain ketemu atribut bela negara, lama-lama (yang tak cinta) bisa cinta juga kepada tanah air,” ujar Wiranto terkekeh.
PRIBADI WICAKSONO