TEMPO.CO, Pemalang – Lahan pertanian milik warga di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang diserang kawanan monyet dan babi hutan. Dalam beberapa bulan terakhir ini, para petani di desa yang terletak lereng Gunung Slamet itu resah karena tanaman mereka rusak.
Salah seorang petani, Heri, 35 tahun, mengatakan, monyet-monyet tersebut mulai bergerilya ke lahan pertanian pada pagi dan sore. Biasanya, binatang primata tersebut melahap tanaman singkong, jagung, pisang, dan lainnya. “Kami sering kebingungan karena diserang hama kera dan babi hutan,” ujar Heri, 9 Agustus 2017.
Baca: Tikus dan Penggerek Batang Serang Lahan Pertanian di Sukoharjo, Ratusan Hektar Terancam Gagal Panen
Para petani mengaku kesulitan mengusir kawanan monyet tersebut. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mencegah satwa liar tersebut masuk ke lahan pertanian, salah satunya dengan memburu mereka. Namun cara itu tak berhasil. Petani juga ada yang terpaksa panen dini agar tidak diambil oleh kawanan kera tersebut.
“Kami tidak tahu lagi caranya agar mereka pergi dari lahan kami. Sudah diburu warga saja nyatanya masih berkeliaran,” kata dia.
Kondisi yang sama juga terjadi di Desa Gunungsari, Kecamatan Pulosari. Kepala Desa Setempat, Teteg Winantea, mengungkapkan tidak hanya kera yang merusak tanaman warga, tetapi juga babi hutan. Para petani di desa setempat resah dengan serangan hama yang biasa disebut celeng itu. “Kera dan babi hutan itu merusak tanaman umbi-umbian,” kata dia.
Lihat: Belalang Kembara Serang Sumba Timur, 2 Hektare Sawah Gagal Panen
Pihak desa bersama warga beberapa kali memburu satwa liar tersebut dengan cara dijebak maupun melibatkan penembak. Namun bukannya mengurangi, malah jumlah kera yang datang bertambah banyak. “Kami belum tahu nanti (penanganan) selanjutnya,” ujar dia.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ