TEMPO.CO, Banda Aceh - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh memantau peristiwa gerhana bulan parsial yang terjadi mulai Senin, 7 Agustus 2017 pukul 22.48 hingga Selasa, 8 Agustus 2017 pukul 03.52 dari 1 titik lokasi.
Tim BMKG Aceh melakukan pengamatan dari komplek perumahan instansi tersebut yang berlokasi di Simpang Japakeh, Desa Mata Ie, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
Baca : Inilah 4 Mitos Soal Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
"Kami mengamati gerhana bulan dari komplek perumahan BMKG," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Mata Ie, Eridawati di Aceh Besar, Senin, 7 Agustus 2017.
Menurut dia komplek perumahan BMKG merupakan satu-satunya lokasi pemantauan gerhana bulan parsial di Aceh. "Kami cuma memantau dari satu titik saja, yakni di komplek BMKG," ucapnya.
Untuk mengamati gerhana bulan parsial tersebut, BMKG Aceh menurunkan lima petugasnya. Hal ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari gerhana bulan parsial itu terhadap kejadian alam di wilayah Aceh, termasuk ada tidaknya fenomena gaya tarik yang terakumulasi pada satu titik, sebab saat terjadi gerhana bulan posisi bulan dan bumi tegak lurus.
Simak juga : Waktu yang Pas untuk Melihat Gerhana Bulan Nanti Malam
Gerhana bulan parsial kali ini merupakan gerhana ke-62 dari total 83 kali gerhana dalam seri Saros 119. Gerhana bulan parsial terjadi ketika bumi bergerak di antara bulan dan matahari, tapi tidak persis dalam satu garis, serta ketika bulan purnama.
Saat gerhana bulan parsial, sebagian kecil permukaan bulan akan tertutup bagian tergelap bayangan inti bumi. Ini membuat wajah bulan di bagian tepinya menjadi agak cekung sehingga penampakan bulan seperti telah digigit sesuatu.
ANTARA | NUR QOLBi