TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi tidak lupa dengan niatnya meningkatkan tingkat literasi penduduk Indonesia. Salah satu tindak lanjutnya, ia mengajak Pelajar Islam Indonesia bekerja sama untuk mewujudkan hal tersebut.
"Konkretnya, kami diminta mengawal gerakan literasi di Indonesia dan mengevaluasi Kartu Indonesia Pintar," ujar Sekretaris Jenderal Pelajar Islam Indonesia (PII) Aris Darussalam saat dicegat di Kompleks Istana Kepresidenan usai menemui Jokowi, Kamis, 3 Agustus 2017.
Baca juga: Presiden Jokowi Antusias Bertemu Para Pegiat Literasi
Janji Jokowi untuk meningkatkan literasi di Indonesia masih segar di kepala. Mei lalu, ia menerima para pegiat literasi di Istana Kepresidenan dan merasa terkejut dengan perjuangan para pegiat itu selama ini, seperti membuat perpustakaan berjalan hanya dengan bermodal puluhan buku.
Ia kemudian berjanji akan membantu usaha para pegiat itu. Salah satunya dengan mengirimkan 10 ribu buku ke berbagai tempat para pegiat literasi. Langkah lainnya, menggratiskan pengiriman buku ke semua penjuru Tanah Air pada hari tertentu.
Di tingkat dunia, Indonesia termasuk peringkat bontot dalam hal literasi. Berdasarkan studi Central Connecticut State University pada 2016 lalu, literasi Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 di atas Botswana.
Aris berujar, PII sangat mengapresiasi rencana Jokowi untuk memajukan tingkat literasi penduduk Indonesia dan mengajak mereka mengawalnya. Kebetulan, kata Aris, PII memiliki rencana serupa. Misalnya, mendistribusikan buku-buku yang ditulis atau digemari para pahlawan Indonesia, seperti Bung Karno, Bung Hatta, dan Tan Malaka. "Itu kan bukunya sudah susah banget dicari di mana-mana, di Gramedia, di Karisma," ujarnya.
ISTMAN M.P.